pergantian tahun kemarin yang kita rayakan merupakan bentuk perwujudan terhadap satu tahun hidup yang kita jalani di dunia ini dalam hitungan kalender masehi,tetapi pergantian ini juga dirayakan dengab meninggalkan bekas yang selalu tidak akan baru,yaitu NYAMPAH.
perilaku SDM manusia yang rendah ini merupakan sesuatu yang sudah tidak baru lagi dikalangan masyarakat terutama negera  indonesia yang kita cintai ini,sikap tidak hirau dengan keaadaan sekitar untuk membuang sampah pada tempatnya ialah penyakit mayoritas semua negara terkhususnya di indonesia,
baik dari kalangan semua agama,meskipun perilaku ini reme tapi ini menimbukan dampak yang signifikan jika dilakukan serentak dan beramai ramai pada satu malam tahun baru
tidak heran jika mayoritas masyarakat kita tidak peduli terhadap sesamanya, rupanya perilaku kecil ini penyebabnya,dari tidak hirau terhadap sampah,tidak mungkin akan bisa menjadi tidak hirau terhadap kawannya,tidak hirau terhadap orang tua nya,  hingga tidak hirau terhadap agama dan tuhannya,bukankah semua agama mencintai keindahan dan kebersihan kenapa orang yang  beragama alias religius itu tidak mencintai kebersihan itu sendiri.
Apa solusinya?
Jika bertanya solusi,mungkin penulis bisa menyarankan agar kegiatan perayaan tiap pergantian ahun ini pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan agar membuat perayaan tiap dari masing² daerah yang sifatnya minim menimbulkan NYAMPAH atau setidaknya dapat didaur ulang kembali,mungkin ini kurang efektif juga, tetapi setidaknya bisa membantu dalam hal NYAMPAH yang tidak akan pernah baru terjadi ini.
Jika perayaan tahun baru ini masih dirayakan dengan meninggalkan sampah yang berserakan, maka jangan berharap akan datangnya perubahan yang kita dambakan karena sejatinya perayaan pergantian tahun itu sifatnya keindahan dan kebersihan bukan membuang sampah sembarangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H