MOJOKERTO - Akhmad : Indonesia yang semakin maju tentu tidak ada anak yang tidak sekolah, apalagi alasan biaya.  Demikian juga terhadap anak-anak yang berkebutuhan khusus (ABK). Tidak dipungkiri masih ada orangtua yang merasa malu memiliki anak yang mempunyai kekurangan baik secara fisik maupun psyikis. Misalnya tuna netra, tuna  rungu, tuna wicara, tuna daksa dan kekurangan lainnya.  Padahal sesungguhnya setiap umat manusia dilahirkan kedunia ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun jika kekurangan  itu dipupuk dan dibina akan menjadi suatu kelebihan. Oleh karena itu jangan sampai anak-anak kita yang terlahir dengan berkebutuhan khusus (ABK) dianggap sebagai beban, atau bahkan dipandang sebelah mata.  Â
       Mereka memiliki kesempatan belajar yang sama. Apapun kondisinya anak adalah titipan Allah yang dipercayakan kepada kita agar dapat merawat dan mendidiknya hingga menjadi anak yang baik dan bisa hidup mandiri serta memiliki hak  yang sama dengan anak-anak normal lainnya.
        SLB Thumb  Kids School yang beralamatkan di Jl. Grand Site Harya Blok G.No. 8 Surodinawan Kota Mojokerto mengajak warga Kota Mojokerto dan sekitarnya yang memliki anak-anak yang berkebutuhan khusus bisa sekolah di SLB Thumb Kids School.  "Ini adalah tugas kita bersama para pendidik, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha terutama orangtua sendiri untuk menghilangkan stigma bahwasannya ABK akan menjadi beban hidup berkepanjangan", katanya.  SLB Thumb Kids School membebaskan biaya sekolah bagi anak dari keluarga yang tidak mampu, jadi jangan khawatir yang penting anak harus mendapatkan pendidikan yang layak dan mau bersekolah.
Kami mewawancarai guru di SLB Thumb Kids School
-Bagaimana menanggapi tantangan pendidikan di Era Globalisasi ini ?
        "Sekolah kami menyambut era globalisasi ini dengan tangan terbuka dengan menciptakan Inovasi yaitu memanfaatkan teknologi Aplikasi edukasi" .
- Aplikasi edukasi apa yang anda maksud ?
        "Yaitu memanfaatkan platform website Quizizz.com dengan menyesuaikan kemampuan siswa secara berdeferensiasi antar fase.
-Apakah metode ini bisa dioperasikan untuk peserta didik ?