Mohon tunggu...
Akhmad Faozan
Akhmad Faozan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di Universitas Mercu Buana 41121110072 Teknik Civil

41121110072 Teknik Civil PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

[Quiz 5] Diskurus Etika Komunikasi Habermes

5 Februari 2025   06:14 Diperbarui: 5 Februari 2025   06:14 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jrgen Habermas adalah seorang filsuf dan sosiolog Jerman yang dikenal atas kontribusinya dalam teori komunikasi dan masyarakat. Salah satu gagasan utamanya adalah teori tindakan komunikatif, yang menekankan pentingnya komunikasi rasional dalam membangun masyarakat yang demokratis. Habermas berpendapat bahwa komunikasi yang ideal adalah komunikasi yang bebas dari distorsi dan dominasi, sehingga memungkinkan tercapainya pemahaman bersama di antara individu dalam masyarakat. Esai ini akan membahas model komunikasi Habermas, implikasinya dalam masyarakat, serta kritik terhadap konsep ini.

Teori Tindakan Komunikatif
Habermas mengembangkan teori tindakan komunikatif sebagai respons terhadap teori kritis dari Mazhab Frankfurt, yang cenderung pesimis terhadap potensi rasionalitas manusia dalam komunikasi. Dalam pandangan Habermas, komunikasi tidak sekadar alat untuk mentransmisikan informasi, tetapi juga sebagai cara untuk membangun pemahaman bersama yang berbasis pada rasionalitas.

https://fast.mercubuana.ac.id/
https://fast.mercubuana.ac.id/
Habermas membedakan dua jenis tindakan sosial, yaitu tindakan instrumental dan tindakan komunikatif. Tindakan instrumental adalah tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu, di mana komunikasi digunakan untuk mengontrol atau memanipulasi orang lain. Sebaliknya, tindakan komunikatif berfokus pada pencapaian pemahaman bersama melalui komunikasi yang jujur dan terbuka.

https://fast.mercubuana.ac.id/
https://fast.mercubuana.ac.id/
Dalam tindakan komunikatif, individu yang berpartisipasi dalam komunikasi harus mengikuti prinsip-prinsip berikut:

  • Pengertian (Understandability) - Pesan yang dikomunikasikan harus jelas dan dapat dipahami oleh semua pihak.
  • Kebenaran (Truth) - Informasi yang disampaikan harus berdasarkan fakta yang dapat diverifikasi.
  • Ketulusan (Truthfulness) - Pembicara harus jujur dalam menyampaikan maksudnya.
  • Legitimasi (Legitimacy) - Pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan norma sosial dan etika yang berlaku.
  • https://fast.mercubuana.ac.id/
    https://fast.mercubuana.ac.id/

Habermas percaya bahwa jika keempat prinsip ini terpenuhi, maka komunikasi dapat berjalan tanpa distorsi dan memungkinkan pencapaian konsensus yang rasional.

https://fast.mercubuana.ac.id/
https://fast.mercubuana.ac.id/
Ruang Publik dan Demokrasi Deliberatif
Habermas juga memperkenalkan konsep ruang publik (public sphere), yaitu suatu arena di mana individu dapat berdiskusi secara rasional tentang isu-isu sosial dan politik tanpa adanya tekanan atau manipulasi dari pihak yang berkuasa. Dalam ruang publik yang ideal, semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk menyuarakan pendapatnya dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

https://fast.mercubuana.ac.id/
https://fast.mercubuana.ac.id/
Konsep ruang publik ini terkait erat dengan gagasan demokrasi deliberatif, di mana keputusan politik harus didasarkan pada diskusi rasional di antara warga negara. Dalam demokrasi deliberatif, kebijakan yang diambil haruslah hasil dari komunikasi yang inklusif, di mana semua pihak memiliki kesempatan untuk mengemukakan argumen mereka tanpa tekanan atau dominasi dari kelompok tertentu.

https://fast.mercubuana.ac.id/
https://fast.mercubuana.ac.id/
Habermas menekankan bahwa media massa dan teknologi komunikasi memiliki peran penting dalam menciptakan ruang publik yang sehat. Namun, dalam kenyataannya, banyak media yang dikuasai oleh kepentingan ekonomi dan politik, sehingga menghambat terbentuknya komunikasi yang bebas dan rasional. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang dapat memastikan bahwa media berfungsi sebagai sarana untuk mendukung diskusi publik yang terbuka dan demokratis.

Implikasi dalam Masyarakat
Model komunikasi Habermas memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk politik, media, dan pendidikan.

  • Dalam Politik: Konsep demokrasi deliberatif Habermas menekankan pentingnya partisipasi publik dalam proses politik. Dalam praktiknya, ini berarti bahwa kebijakan publik harus dirumuskan melalui diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Model ini juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
  • Dalam Media dan Komunikasi: Media idealnya berperan sebagai fasilitator diskusi publik yang rasional. Namun, dalam realitasnya, media sering kali dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan politik. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang mendukung independensi media dan memastikan bahwa mereka dapat berfungsi sebagai ruang publik yang bebas dan inklusif.
  • Dalam Pendidikan: Model komunikasi Habermas juga relevan dalam konteks pendidikan, di mana proses belajar mengajar seharusnya didasarkan pada dialog terbuka dan kritis antara guru dan siswa. Pendidikan yang demokratis memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan komunikasi yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis

https://fast.mercubuana.ac.id/
https://fast.mercubuana.ac.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun