Mohon tunggu...
Akhmad Fajar
Akhmad Fajar Mohon Tunggu... lainnya -

dari desa, ingin membangun desa :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mari Dengarkanlah Suara Alam

3 Desember 2011   10:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:53 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kasih,,, lepaskan genggam tanganmu
biarkan jemariku menari bebas
melukis sayap-sayap bidadari

aku tak mau lagi bergantung
pada senyummu yang ambigu
: sebenarnya kau mencintaiku apa tidak?

tak perlu lagi kita bermalam minggu
bila hanya membunuh waktu
menghamba kepada nafsu

mari dengarkanlah suara alam
melodi petikan gitar pengamen jalanan
dan derap langkah tanpa arah si tuna wisma

kasih,,, kemana sebenarnya akan kau bawa otakku
bila pikiranku sarat berisi aku dan kamu
dan aku dan nafasku bertemu nafsumu

kita sudahi saja... lalu kembali mengkaji
: orang tua, kerabat, handai taulan
harusnya lebih penting dari pacar

mereka memang wajib dipentingkan
ketimbang teman kencan yang kelak belum tentu
menjadi ayah atau ibu anak-anakmu

mari dengarkanlah suara alam
gemuruh tangisan bayi-bayi lapar
dan nyanyian galau kaum pengangguran

http://balafajar.blogspot.com/2011/12/mari-dengarkanlah-suara-alam.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun