kasih,,, lepaskan genggam tanganmu
biarkan jemariku menari bebas
melukis sayap-sayap bidadari
aku tak mau lagi bergantung
pada senyummu yang ambigu
: sebenarnya kau mencintaiku apa tidak?
tak perlu lagi kita bermalam minggu
bila hanya membunuh waktu
menghamba kepada nafsu
mari dengarkanlah suara alam
melodi petikan gitar pengamen jalanan
dan derap langkah tanpa arah si tuna wisma
kasih,,, kemana sebenarnya akan kau bawa otakku
bila pikiranku sarat berisi aku dan kamu
dan aku dan nafasku bertemu nafsumu
kita sudahi saja... lalu kembali mengkaji
: orang tua, kerabat, handai taulan
harusnya lebih penting dari pacar
mereka memang wajib dipentingkan
ketimbang teman kencan yang kelak belum tentu
menjadi ayah atau ibu anak-anakmu
mari dengarkanlah suara alam
gemuruh tangisan bayi-bayi lapar
dan nyanyian galau kaum pengangguran
http://balafajar.blogspot.com/2011/12/mari-dengarkanlah-suara-alam.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H