Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Statement Jokowi Soal "Partai Perorangan"

8 Desember 2024   12:29 Diperbarui: 8 Desember 2024   12:29 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan ibu Iriana beserta Cucunya, Sumber: idntimes.com

"Pasca Pilkada Serentak yang di laksanakan pada hari Rabu (27 November 2024), suhu politik di Nusantara ini masih cukup menghangat, pihak yang kalah, tentu saja masih belum menerima kekalahannya, terutama partai " Single" Yakni PDI-P, yang terjadi di banyak daerah masih sangat terkesan pertaruhan antara PDI-P vs Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus) yang faktanya PDI-P memang lebih banyak tumbang"

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang di pimpin oleh putri sang proklamator yakni Ibu Megawati Soekarno Putri, Baru-baru ini melalui sekjenya Hasto Kristiyanto memberikan statemen Soal Jokwi beserta keluarganya. 

Statemen Hasto tersebut yang diungkap pada rabu (04/12/24) saat acara Sskolah partai PDI-P, lenteng Agung, Jakarta selatan. 

Bahwasanya Hasto menyatakan bahwa "Jokowi beserta keluarganya sudah tidak ada sangkut pautnya dengan PDI-P" Yang artinya Jokowi dengan keluarganya yang tergabung dengan partai yang telah mengantarkannya menjadi wali kota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan menjadi presiden Dua periode tersebut secara gamblang sudah di pecat. 

Sementara di sisi yang lain, terkait dengan pernyataan Hasto Kristiyanto tersebut, Ganjar Pranowo tersebut menyatakan bahwa apa yang menjadi statemen Sekjen partai tersebut juga harus di landasi oleh surat keputusan (SK), sehingga hal tersebut tidak blunder dan hanya akan menjadi boomerang bagi tubuh partai itu sendiri.

Di lansir dari tribunnews.com, saat di konfirmasi oleh awak media pada Kamis (05/12/24), Jokowi mengatakan "ya berarti partainya perorangan, atau partainya jadi perorangan".

Statemen dari Presiden RI yang ke 7 tersebut kemudian  memunculkan banyak interpretasi, apakah itu bentuk sindiran atau pak Jokowi mengatakan hal tersebut untuk dirinya sendiri? 

Partai Perorangan, Apa maksudnya? 

Sejauh yang kita pahami bersama PDI Perjuangan memiliki Otoritas hanya di tangan ketua umum Megawati Soekarno Putri. 

Apapun sikap politik yang hendak diambil dan yang akan di lakukan, secara sentralistik memang harus tunduk patuh terhadap ketua umum, itulah fakta yang terjadi. 

Partai yang berlambang Banteng itu, di bawah kepemimpinan Megawati secara aturan, bahwa kader-kadernya harus tunduk patuh terhadap aturan partai, sehingga tidak heran, seluruh yang bernaung di bawah bendera Banteng harus siap menjadi petugas partai, itulah fakta yang memang terjadi. 

Kembali lagi terhadap statemen pak Jokowi yang menyebut sebagai partai perorangan, tentu sangat erat dengan partai yang telah mendorongnya selama 20 tahun lebih lamanya menjadi petugas partai. 

Bahkan ketika menjadi presiden selama 10 tahun lamanya, serasa pak Jokowi masih harus menjadi petugas partai, sementara kepercayaan rakyat melalui para relawannya seharusnya seorang presiden harus memiliki sikap yang lebih independen. 

Sehingga dengan adanya pernyataan Sekjen PDI-P tersebut, di sambut dengan statemen bahwasanya PDI-P "adalah partai perseorangan".

Jokowi dan keluarga sudah dianggap tidak Selaras dengan cita-cita partai

Pasca selesai memimpin bangsa ini selama 2 periode, sejauh ini beliau lebih banyak istirahat dan kembali pulang ke kota kelahirannya, yakni kota Solo. 

Sementara pernyataan Sekjen PDI-P yang menyatakan bahwa pak Jokowi sudah tidak Selaras dengan cita-cita partai yang pernah menaunginya, atau mungkin karena adanya gesekan yang cukup keras dari proses-proses perebutan kekuasaan di negeri ini. 

Memang faktanya demikian, Jokowi lebih memilih pasangan Prabowo -Gibran, Ketimbang tokoh yang di usung oleh partainya sendiri. 

Sehingga Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus merupakan cita-cita yang lebih besar dari hanya sekedar cita-cita kelompok atau golongan. 

Tentu saja pak Jokowi sudah tidak selaras dengan cita-cita partai yang pernah menaunginya, sebab ada cita-cita yang lebih besar dari itu, yakni menjadi Indonesia ini lebih maju lagi. 

Indonesia yang cukup luas ini, tidak bisa kemudian hanya di tunggangi oleh satu partai, sebab Nusantara ini merupakan bagsa yang memiliki kenakaragaman adat dan budaya, etnis, suku, dan keyakinan yang berbeda. 

Dengan demikian roda kekuasaan yang saat ini di pimpin oleh partai Gerakan Indonesia Raya dengan Koalisi gemuknya, tentu akan lebih memudahkan negeri ini bangkit lebih maju dan lebih sejahtera. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun