Partai yang berlambang Banteng itu, di bawah kepemimpinan Megawati secara aturan, bahwa kader-kadernya harus tunduk patuh terhadap aturan partai, sehingga tidak heran, seluruh yang bernaung di bawah bendera Banteng harus siap menjadi petugas partai, itulah fakta yang memang terjadi.Â
Kembali lagi terhadap statemen pak Jokowi yang menyebut sebagai partai perorangan, tentu sangat erat dengan partai yang telah mendorongnya selama 20 tahun lebih lamanya menjadi petugas partai.Â
Bahkan ketika menjadi presiden selama 10 tahun lamanya, serasa pak Jokowi masih harus menjadi petugas partai, sementara kepercayaan rakyat melalui para relawannya seharusnya seorang presiden harus memiliki sikap yang lebih independen.Â
Sehingga dengan adanya pernyataan Sekjen PDI-P tersebut, di sambut dengan statemen bahwasanya PDI-P "adalah partai perseorangan".
Jokowi dan keluarga sudah dianggap tidak Selaras dengan cita-cita partai
Pasca selesai memimpin bangsa ini selama 2 periode, sejauh ini beliau lebih banyak istirahat dan kembali pulang ke kota kelahirannya, yakni kota Solo.Â
Sementara pernyataan Sekjen PDI-P yang menyatakan bahwa pak Jokowi sudah tidak Selaras dengan cita-cita partai yang pernah menaunginya, atau mungkin karena adanya gesekan yang cukup keras dari proses-proses perebutan kekuasaan di negeri ini.Â
Memang faktanya demikian, Jokowi lebih memilih pasangan Prabowo -Gibran, Ketimbang tokoh yang di usung oleh partainya sendiri.Â
Sehingga Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus merupakan cita-cita yang lebih besar dari hanya sekedar cita-cita kelompok atau golongan.Â
Tentu saja pak Jokowi sudah tidak selaras dengan cita-cita partai yang pernah menaunginya, sebab ada cita-cita yang lebih besar dari itu, yakni menjadi Indonesia ini lebih maju lagi.Â
Indonesia yang cukup luas ini, tidak bisa kemudian hanya di tunggangi oleh satu partai, sebab Nusantara ini merupakan bagsa yang memiliki kenakaragaman adat dan budaya, etnis, suku, dan keyakinan yang berbeda.Â