Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pasangan "AMIN" Kolaborasi Antara Ikhtiar dan Doa untuk Mengetuk Pintu Takdir

11 September 2023   21:30 Diperbarui: 11 September 2023   21:42 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bakal Calon Presiden Anies Baswedan yang deklarasikan Oleh partai Nasional Demokrat (NasDem) tangga 03 Oktober 2022, mampu menjadi magnet tersendiri, hingga dalam perjalanannya sosok Anies Baswedan ini Mampu Menarik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan partai Demokrat dengan nama koalisi perubahan untuk persatuan"

Proses pencalonan Anies Baswedan yang berjalan hampir satu tahun mengalami pergolakan yang luar biasa.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, semakin kokoh ketika dua partai ikut bergabung mendukung proses Pencapresannya.

Tetapi jalan tidaklah mulus, proses pencapresan Anies Baswedan yang hanya di usung oleh Partai NasDem mengalami pasang surut dukungan, bahkan untuk memenuhi persyaratan presidential Threshold 20 % pun terbilang cukup susah.

Nampaknya ada banyak pihak yang sepertinya tidak menghendaki proses pencalonan Anies Baswedan, sehingga di dalam koalisi perubahan yang kala itu masih di huni oleh Partai Demokrat dan PKS, juga memiliki kebuntuan tersendiri.

Bergabungnya partai Demokrat mendukung proses pencapresan Anies Baswedan tidak lain dan tidak bukan sedang mengincar posisi kedua, yakni bakal calon wakil presiden.

Agus Harimurti Yudhoyono atau akrab di sapa AHY kandidat kuat yang disuguhkan oleh partai Demokrat, dan langkah-langkah antisipatif itu segera dilakukan jika AHY tidak terpilih menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan.

Ketika nama AHY di tawarkan kepada para ketua parpol, khususnya partai yang mengusung Anies Baswedan yakni NasDem dan PKS, kedua partai tersebut tidak menolak nama AHY, namun tidak terburu-buru untuk mendeklarasikan AHY, sebab Surya Paloh dan NasDem memiliki kalkulasi tersendiri dalam kancah percaturan politik sesuai dengan persyaratan yang sudah di tetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Sementara partai Demokrat berkehendak agar AHY segera di deklarasikan, inilah yang kemudian tidak menemukan titik temu atau kebuntuan, sehingga Anies Baswedan di prediksikan tidak bisa berlayar mengikuti kontestasi pemilu.

Tim 8 yang di bentuk mewakili partai pengusung sebagai utusan itu pun pada akhirnya angkat tangan dan berpasrah diri, jika Demokrat hengkang, tentu Anies pun tak bisa berlayar karena tidak mendapatkan perahu politik untuk berlayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun