Baik Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan, semuanya memiliki basis dukungan yang kuat di seluruh Indonesia.
Para pendukung kandidat dari tiga poros yang sudah cukup siap untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini, sudah memiliki strategi masing-masing dan pastinya sudah tahu bagaimana caranya untuk menjadi pemenang.
Provokasi dan propaganda yang terus bergulir tidak hanya terjadi secara faktual saja, namun diberbagai media cetak maupun digital dan dipemberitaan maintrem ketiga tokoh bakal calon presiden tersebut semakin berseliweran saja.
Saling serang dan saling menguliti masing-masing kandidat yang dilakukan oleh para pendukung itu, tentu akan menciptakan polarisasi yang cukup kuat, pasalnya masing-masing kandidat memiliki pendukung yang fanatik.
Munculnya bahasa-bahasa kotor, caci-maki, sumpah serapah, dan bahasa-bahasa yang kurang etis lainnya, kerap muncul di berbagai platform media sosial.
Pendukung Ganjar tentu akan menjelekkan Prabowo dan Anies Baswedan, begitu pula dengan pendukung Prabowo akan terus mencari celah untuk memprovokasi Anies dan Ganjar, begitu pun dengan pendukung Anies Baswedan, juga akan memaparkan kekurangan yang ada dalam diri Ganjar maupun Prabowo Subianto.
Provokasi dan propaganda yang kerap berseliweran itu bahkan banyak narasi-narasi fiktif yang bertujuan untuk saling menjatuhkan.
Jangan Mudah menelan Hoax dan Ikut Arus Kebencian yang sengaja di buat oleh para BuzzerÂ
Semakin menguatnya polarisasi yang bisa menjatuhkan rasa persatuan antar anak bangsa, menjadi hal yang harus diantisipasi, sehingga tidak menciptakan kegaduhan yang menggurita dan meluas.
Berbagai macam narasi fiktif dan hoax sudah mulai bertebaran di berbagai platform media sosial. Sementara saat ini penggunanya hanya dengan smarphone dan gadged sudah bisa berbuat apa saja, bahkan menjelek-jelekkan masing-masing kandidat dengan narasi fiktif sudah bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Belum lagi ditambah dengan para Buzzer yang pekerjaannya memang sebagai media untuk membela calon yang di dukung dan menghujat calon yang menjadi lawan yang di dukung, sehingga apa yang disampaikan di berbagai platform media sosial yang bersifat naratif itu, tidak lantas kita mudah percaya, sebab kelakuan para Buzzer hanya mendukung calonnya supaya menang pada perhelatan pemilu tahun 2024.