"Di berbagai survey yang berlalu lalang di berbagai platform Media Sosial, Sosok mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang di Usung oleh Partai NasDem, PKS, dan Demokrat masih menjadi sorotan tajam, pasalnya nama Anies selalu berada di urutan ketiga setelah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Benarkah survey itu menempatkan Anies Baswedan terus menurun elektabilitasnya secara elektoral?"
Jelas-jelas Anies Baswedan kalah dari hitungan lembaga survey secara Nasional, namun mengapa kemudian berbagai skenario kekuasaan memiliki kecenderungan untuk mematahkan Anies Baswedan untuk maju sebagai Calon Presiden?
Tentu disini ada kegamangan dan kepanikan yang luar biasa, baik oleh partai penguasa dalam hal ini PDI-P, maupun dari pihak istana kepresidenan.
Semakin nampak dan jelas, sruh lembaga survey saat ini, menempatkan Anies paling bawah sendiri, bahkan beberapa lembaga survey ternama di negeri cenderung memojokkan Anies Baswedan, bahkan mengumbarnya di berbagai platform media Sosial, bahwa "Anies tidak bisa mencalonkan Presiden".
Ini jelas menunjukkan berbagai skenario dari Istana yang tidak terealisasi dan pihak Istana mulai ketar-ketir dengan pencalonannya Anies yang di usung oleh koalisi perubahan, bahkan yang terbaru saat ini, ketika Partai Golkar diisukan akan merapat ke koalisi perubahan, justru isu di internal Golkar sendiri semakin liar, mulai dari adanya Munaslub Golkar yang hendak menggantikan Airlangga Hartarto hingga adanya pemeriksaan terhadap Ketum Golkar.
Skenario Istana yang sampai detik ini tidak terealisasi menjadi hal yang cukup membingungkan, bahkan tidak terealisasinya skenario itu membuat lingkaran kekuasaan semakin kalang kabut.
Skenario tiga periode atau memperpanjang jabatan, skenario untuk menunda pemilu tahun 2024 yang saat ini melalui tangan panjang Badan Pengawas Pemilu dengan mempertimbangkan dan menganalisa berbagai hal yang di anggap KPU tidak siap untuk melaksanakan pemilu, dan skenario pemilu tahun 2024 ini hanya di ikuti oleh dua pasang calon saja.
Dari beberapa skenario diatas, tidak ada satu pun yang terealisasi, sehingga hal tersebut semakin menambah kepanikan dari lawan-lawan politik dari koalisi perubahan.
Sementara saat ini, semua lembaga Survey bersepakat bahwa Anies tetap di posisikan berada di peringkat ketiga, artinya Survey Anies paling rendah dan di nyatakan kalah, namun ada beberapa survey yang natural justru Anies menang telak, contoh saja dari Indonesia Lawyer Club, dimana ILC yang melakukan polling di Twitter, Justru Anies menang telak di sana.
Lembaga Survey Mulai Ketar-ketir dengan Menyebarkan Survey KebohonganÂ