"Perhelatan pesta demokrasi yang semakin dekat, dan menguatnya arus informasi yang saling serang antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, bisa menyebabkan polarisasi ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu dengan mudah dan cepatnya arus informasi yang muncul dari sumber-sumber yang masih belum jelas kebenarannya hanya akan memunculkan kegaduhan, saling fitnah dan bisa menghancurkan persatuan bagi elemen masyarakat dalam bingkai kesatuan"
Sudah kita ketahui bersama menjelang pemilu tahun 2024 ini sudah muncul tiga poros dengan munculnya tokoh-tokoh Nasional yang sudah siap mewakafkan dirinya untuk memimpin bangsa yang besar ini.
Tiga tokoh yang memiliki elektabilitas yang cukup tinggi saat ini, jelasnya memiliki warna yang berbeda satu sama lainnya.
Tentu saja tokoh-tokoh Nasional yang saat ini muncul adalah Ganjar Pranowo yang direkomendasikan oleh Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P), Sementara Menhan Prabowo Subianto sudah di patenkan oleh partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Begitu pun dengan Anies Rasyid Baswedan yang sudah ditetapkan oleh partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan partainya yang populis dengan sebutan koalisi perubahan.
Menghangatnya kontestasi politik saat ini yang terus berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika yang terjadi, Media sosial sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk melakukan black camping atau kampanye hitam untuk saling menyudutkan antar kompetitor.
Bahkan orang nomor satu di Negeri ini pun tidak lepas dari sorotan yang cukup tajam, sebab beliau (Jokowi) dianggap cawe-cawe untuk memenangkan salah satu calon, tentu saja hal tersebut masih menjadi isu yang bergulir.
Kembali lagi pada media sosial yang menjadi wadah yang cukup efektif untuk menjadi kolam penangkaran hoax, sebab media sosial saat ini sudah tidak lepas dan cukup melekat dari kehidupan manusia sehari-hari.
Facebook, Twitter, Instagram, tiktok, YouTube, website, dan lain sebagainya, masih menjadi media yang cukup efektif untuk mempengaruhi pemilih pada pemilu tahun 2024 yang akan datang.
Sebagai masyarakat awam, bagaimana seharusnya kita mampu melakukan antisipasi atas tersebarnya hoax yang begitu mudahnya melalui jejaring internet dan aplikasi.
Karena tidak bisa dipungkiri, masing-masing kontestan yang sudah siap berlaga pada pemilu yang akan datang, sudah memiliki team, atau bahasa kasarnya sudah memiliki kolam untuk menangkar hoax yang akan dilabelkan pada setiap kontestan yang akan berlaga.