"Problem kebijakan gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk anak-anak Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jadwal masuk jam 5 pagi masih menjadi debatable, apa esensi dari perubahan jam masuk bagi masyarakat pada umumnya?"
Perubahan jam masuk sekolah pada dasarnya adalah persoalan Tekhnis, namun sangat berdampak dan berpengaruh besar bagi siklus yang harus dilakoni oleh anak-anak, agar supaya bangun lebih bagi untuk bersiap-siap berangkat sekolah.
Lantas apa korelasinya masuk jam 5 pagi, dengan kemerdekaan belajar yang sudah ditetapkan oleh kemendikbudristek ?
Diterapkannya masuk jam 5 pagi sebagai sebuah kebijakan yang menjadi langkah Gubernur NTT itu memang memunculkan kontroversi, dan pastinya cukup berdampak bagi siklus proses pembelajaran.
Namun tidak bisa kita pungkiri, bahwa ada sisi positif yang juga harus kita pahami, bahwa masuk jam 5 pagi, justru akan memberikan dampak yang lebih positif, sebab anak-anak akan membiasakan bangun sebelum jam 5 pagi untuk berangkat ke sekolah.
Dan tentunya kebijakan tersebut akan merubah seluruh sistem yang sudah berjalan, sehingga kebutuhan untuk melakukan adaptasi baik bagi guru maupun anak didik tersebut juga harus di lakukan.
Apa korelasinya masuk jam 5 pagi dengan kurikulum merdeka ?
Kebijakan tersebut tentu memiliki korelasi yang cukup mendasar dengan proses pemulihan pembelajaran pasca pandemi covid 19 yang juga melahirkan pengembangan kurikulum, lebih khusus lagi kurikulum merdeka yang sudah ditetapkan di masing-masing instansi sekolah.
Pada dasarnya masing-masing sekolah masih diberi ruang seluas-luasnya untuk menerapkan kurikulum 13, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum merdeka, sesuai dengan konstek dan kebutuhan di masing-masing instansi tersebut.