Tetapi dalam konstek ini tidak bisa kemudian menjadikan aparat satu-satunya sebagai kambing hitam yang terus dipersoalkan, sebab ada banyak variabel dalam tragedi Kanjuruhan tersebut.
Tembakan gas air mata memang menjadi pemicu kepanikan, dan sesaknya para suporter hingga berakibat kematia, namun pada sisi yang lain pihak aparat menembakkan Gas Air mata dengan tujuan untuk meredam para suporter, namun naas tembakan Gas Air mata itu justru berbuah ratusan nyawa melayang.
Tak ada penyesalan sebelum peristiwa itu terjadi, memang menjadi pepatah yang kerap kita dengar ditengah masyarakat, dan hal itu terjadi pada polisi yang menangani kekisruhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
Ibarat nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terjadi, semoga yang kehilangan putra/putrinya diberi ketabahan, dan yang meninggal dunia diampuni dosanya, dan diterima amalnya.
Sudah menjadi takdir yang sudah digariskan oleh yang maha kuasa, tidak ada yang menyangka peristiwa mencekam dan mematikan itu terjadi pada awal bulan Oktober, menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia, dan khususnya bagi sepakbola Indonesia.
Polri dan Jajarannya harus terus berbenah diri
Seperti apa yang kerap disampaikan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo bahwa polisi jangan antri kritik, karena kritik yang konstruktif untuk perbaikan institusi polri.
Begitu pun dengan para polisi jangan selalu mencari kambing hitam untuk saling dipersalahkan, sebab menjadi pertaruhan polisi ditengah masyarakat, dan jangan sampai polisi kehilangan marwahnya dintengah masyarakat.
Kasus Ferdi Sambo sudah menjadi catatan hitam yang mengerikan, masih ditambah lagi dengan Tragedi Kanjuruhan yang menelan korban hingga ratusan orang, membuat polisi semakin terhimpit dan trustnya bagi masyarakat semakin terjepit.
Tentu ada banyak hikmah dan pelajaran atas setiap perisitiwa yang terjadi, dan Polri beserta jajarannya, harus benar-benar melakukan perubahan secara menyeluruh hingga pada tingkat akarnya, sebab nama institusi Polri saat ini sedang menjadi pertaruhan akan citranya.
Didepan hukum semuanya sama, menjadi berbeda ketika ada proses-proses rekayasa dan ketidakjujuran yang kerap dipertontonkan. Masyarakat kita saat ini sudah mulai cerdas, dan akses informasi tekhnologi sudah semakin cepatnya, sehingga masyarakat sudah mulai pintar menganalisa dan mencermati sebuah peristiwa.