Jika tidak sekarang kapan lagi hendak dimulai, maka menjadikan Indonesia Hijau memang harus dimulai dari diri sendiri. Apakah harus menunggu bantuan pemerintah, tentu saja tidak, sebab kemampuan pemerintah juga terbatas untuk mengurusi berbagai hal yang harus dilayani.
Ditengah ancaman krisis pangan global, Indonesia masih memiliki nilai tawar yang tinggi, sehingga presiden Joko Widodo diamanahi untuk menjadi tuan rumah pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean Presidensi G20 untuk membahas berbagai isu global.
Salah satunya adalah pada bidang energi, pangan, dan keseimbangan Iklim global untuk mengurangi tingkat emisi dengan melakukan investasi hijau di negeri tercinta ini.
Setidaknya tahun 2030, Indonesia hijau, Indonesia lestari, Indonesia Maju setidaknya terlihat kemajuan dan keseimbangan secara signifikan.
Dengan bertindak yang sederhana, yakni bercocok tanam pohon, khususnya pohon kelapa hibrida mampu memberikan efek positif dan meningkatkan penghijauan di seluruh pelosok negeri.
Disamping memiliki manfaat yang tinggi bagi kesehatan manusia, buah kelapa juga bisa dibuat olahan makanan yang cukup nikmat.
Indonesia Hijau di Tengah Krisis Pangan Global
Perang Rusia - Ukraina yang masih bersitegang, Pandemi covid 19 yang saat ini masuk pada gelombang ke 4, serta meningkatnya harga komoditi pangan akibat terjadinya cuaca ekstrem, sehingga menyebabkan banyak petani kita yang gagal panen, menjadi pukulan yang menyakitkan bagi perkembangan ekonomi kita.
Sebagai negara berkembang, tentunya Indonesia juga masih dalam posisi yang kurang beruntung, sebab hutang negara masih cukup tinggi, belum lagi bunganya, meski Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan "Indonesia masih dalam posisi yang aman".
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean yang di hadiri oleh 19 kepala negara beserta jajarannya, menjadikan Indonesia sebagai negara yang masih cukup diperhitungkan di kancah International.