Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Sederhana Asal Bahagia dan Berkecukupan

11 Juli 2022   12:50 Diperbarui: 11 Juli 2022   12:55 2256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hidup sederhana di gubuk yang penuh cinta, ilustrasi : pertamakali.com

"Gaya hidup manusia antara yang satu dengan yang lainnya pastilah berbeda, semuanya bergantung pada diri masing-masing sang sangat privasi, namun dalam konstek kehidupan sehari-hari, sangatlah tampan dari kebiasaan yang terlihat secara kasat mata, apakah orang tersebut bergaya hidup minimalis atau Borjuis"

Hidup dan kehidupan setiap manusia sudah ditentukan sejak zaman Azalia, terlepas dalam hidup ini ada daya dan upaya untuk merubahnya dengan proses ikhtiar yang harus di lakukan.

 Berkaitan dengan gaya hidup, setiap insan memiliki cara dan gaya tersendiri, ada yang sudah cukup bahagia dengan apa yang sudah ditakdirkan dengan hidup yang sederhana, namun berkecukupan, ada pula hidup manusia yang tidak pernah merasa puas dan kurang bersyukur, sehingga muncul keserakahan dalam diri mereka untuk memenuhi tuntutan dan gaya hidup yang sudah tertanam dalam pola pikirnya.

Sanggupkah seseorang menjalani hidup minimalis atau dalam bahasa yang lain hidup dengan penuh kesederhanaan ? Maka jawabannya tentulah pasti beragam.

Secara garis besar ada tiga model gaya hidup dan kehidupan manusia yang sangat dipengaruhi oleh pola pikir yang teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama : menjalani gaya hidup minimalis, dengan catatan mencapai suatu kepuasan batiniah 

Menjalani hidup minimalis atau sederhana memang tidak semua orang bisa melakukannya, tetapi bukan berarti tidak ada orang yang bisa menjalani gaya hidup yang demikian.

Ada banyak fakta seseorang menjalani gaya hidup minimalis atau sesederhana mungkin, namun sudah berkecukupan, Ada pula yang menjalani hidup minimalis karena memang sudah keadaan yang memang mengharuskan seseorang menjalani hidup yang demikian.

Maka model yang pertama ini bukan lantas tidak memiliki konsekuensi yang harus dijalankan, karena faktanya banyak orang yang hidupnya minimalis karena suatu keadaan bisa melakukan kejahatan, itu sangatlah mungkin untuk dilakukan.

Tetapi banyak pula orang yang memang menghendaki diri untuk hidup sesederhana mungkin, karena ada tujuan tertentu, terlepas apakah tujuannya untuk merasakan bagaimana hidupnya orang miskin atau memang karena ada faktor yang lain dengan menghendaki hidup yang cukup sederhana untuk memuaskan spritualnya dalam menjalani hidup.

Kedua : Kaum Borjuis yang menghendaki gaya hidup minimalis

Ada sebagian orang yang sudah mencapai semua cita-citanya di dunia ini, terutama soal duniawiyah, justru mereka menghendaki gaya hidupnya sehari-hari yang minimalis atau sederhana.

Kaum Borjuis yang menghendaki hidupnya sederhana ini, ada banyak tujuan lain yang hendak dicapai, salah satunya adalah kepuasan batin dengan cara hidup minimalis.

Sementara disisi yang lain, harta bendanya yang sudah menumpuk, bahkan bisa dinikmati sampai tujuh turunan itu, tidak lagi menjadi ketertarikan bagi kaum Borjuis yang menghendaki konsep kehidupan minimalis.

Memang faktanya tidaklah banyak kaum Borjuis yang menghendaki hidup minimalis ini, karena memang faktanya ada orang yang sudah sangat kaya raya, namun lebih memilih menjalani hidup minimalis sebagai bentuk atau cara mendekatkan diri pada Tuhannya dengan tidak memikirkan soal dunia yang sudah didapatkan.

Ketiga : Gaya hidup kaum minimalis yang sok Borjuis 

Gaya hidup yang ketiga inilah yang kerap memiliki banyak persoalan, karena ketidakmampuan mengukur diri dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia.

Sudah banyak faktanya kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, kaum minimalis yang sok Borjuis, sehingga banyak norma yang harus mereka labrak untuk memenuhi gaya hidupnya.

Konsep gaya hidup yang ketiga ini, hanya akan memunculkan masalah demi masalah dalam hidup kita, karena hidup dan kehidupan ini pada hakekatnya tidak pernah lepas dari takdir yang sudah ditentukan oleh yang maha kuasa.

Orang yang sudah ditakdirkan dengan situasi dan kondisi yang minimalis, terkadang untuk memenuhi kepuasan hawa nafsunya harus bertindak dengan egonya sendiri, sehingga menjadikan mereka harus bersinggungan dengan orang lain, yang pada akhirnya bukan kebahagiaan yang di dapat, namun justru kesengsaraan yang akan diterima sebagai konsekuensi dari kaum minimalis yang sok Borjuis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun