Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Happy Father's Day: Refleksi Hari Ayah Nasional sebagai Pahlawan dalam Keluarga

12 November 2021   08:02 Diperbarui: 12 November 2021   17:15 1878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pada tahun 2006, tepatnya 12 November, Hari Ayah dideklarasikan di Kota Solo. Sumber: Freepik/Prostockstudio via Kompas.com

Di samping itu pula sang Ayah juga berupaya dengan kerasnya untuk mencari nafkah dalam rangka memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya.

Di hari Happy Father's day, sosok Ayah haruslah menjadi kebanggaan kita semua, karena perannya sebagai kepala keluarga, terus berupaya keras untuk menjadikan keluarganya hidup berkecukupan.

Bagi seorang Ayah, keluarga menjadi ruang dan tumpuan segalanya, bahkan seorang Ayah untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap keluarga, resiko terbesar dalam hidupnya pun bisa dilalui dengan semangat yang membara.

Seorang Ayah adalah contoh dan panutan bagi putra-putrinya 

Ayah tidak hanya menjadi tulang punggung bagi keluarganya, namun ia juga menjadi contoh dan panutan yang baik bagi putra-putrinya.

Meski ada banyak fakta di lapangan bahwa perilaku seorang ayah terkadang juga khilaf dan tidak bisa memberikan contoh yang baik, sehingga contoh yang kurang baik itulah yang pada akhirnya di tiru oleh anak-anaknya.

Pada momentum hari ayah ini, seyogianya kita semua harus menyadari sepenuh hati, bagaimana seharusnya menjadi seorang ayah yang bisa menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya, sehingga anak menjadi bangga terhadap ayahnya, dan menjadikan ayah sebagai pahlawan di dalam keluarga kita, bukan justru sebaliknya, yakni menjadi contoh yang kurang baik bagi anak-anaknya.

Di sinilah tantangan besar bagi seorang ayah, bahwa ayah tidak hanya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak dan istrinya, namun juga mampu mengayomi, mengarahkan, membimbing, dan membina keluarganya, sehingga terbangun keseimbangan dalam diri keluarga kebutuhan secara dhohiriah maupun bathiniyah.

Besarnya peran Ayah untuk keberlanjutan hidup dalam keluarga

Meski seorang ayah di daulat sebagai pemimpin dan panutan dalam keluarga, namun tidak lantas menjadikan seorang ayah berperan diktator dalam keluarganya. Ia haruslah fleksibel dan demokratis dalam membina, mengarahkan dan membimbing anak dan istrinya untuk menjadi lebih baik.

Seorang ayah bisa menjadi pengayom, pemimpin, Teman diskusi, teman curhat, dan selalu menjadi orang yang asyik untuk membangun kehangatan bersama keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun