Dia mengatakan, belajar daring seharusnya memberikan pengalaman bermakna untuk anak tanpa terbebani kurikulum pendidikan.
"Saat ini kita harus fokus pada kurikulum kehidupan, bagaimana supaya anak bisa menghadapi pandemi."
Pembelajaran daring atau pembelajaran online ini, harus menjadi media yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak tidak terlalu terbebani dengan tugas-tugas yang cenderung membosankan.
Namun dalam prakteknya, pembelajaran daring ini banyak dikeluhkan oleh orang tua siswa. Pasalnya beban tugas pembelajaran yang harus dicapai oleh anak, menjadikan mereka stres menghadapinya.
Bagaimana seharusnya media pembelajaran online ini menjadi sebuah pembelajaran makna dan nilai-nilai kehidupan yang menyenangkan dalam kondisi menghadapi pandemi ini.
Dari pembelajaran online ini, harus sebuah daya aktivitas dan kreativitas baik bagi wali siswa maupun pendidik.
Meski tidak bisa kita pungkiri pembelajaran online ini, tentu sangat jauh berbeda dengan pembelajaran tatap muka.
Maka dalam proses pembelajaran online yang harus dibimbing oleh orang tua bekerja sama dengan pendidik harus membuat ruang kelas yang menyenangkan sehingga kurikulum yang diterapkan setidaknya 50 + 1 % mampu diserap oleh anak dengan tetap melalui proses bimbingan orang tua.
Pembelajaran online ini tidak lantas menjadi sebuah tekanan yang menakutkan bagi anak, bahkan menjadi suatu ancaman dengan dalih dalam rangka mendidik anak.
Para pendidik tentu harus bersikap tegas dalam mendidik anak memang sebuah keharusan. Tapi seorang pendidik tidak lantas melakukan kekerasan pada anak, baik secara fisik maupun psikologis, karena hal itu akan sangat membekas dalam hati dan pikiran anak didik.
Dengan demikian pembelajaran online tidak lantas menjadikan beban yang berat bagi peserta didik dalam menghadapinya, pembelajaran online seharusnya menjadi ruang yang membahagiakan bagi anak.