Kemerdekaan sebuah bangsa yang diperjuangkan dengan air mata dan tetesan darah oleh para pendahulu kita, sejatinya momen perayaan kemerdekaan adalah mengenang para pejuang yang telah mendahului kita.
Indonesia sebagai negara yang majemuk dengan beragam macam suku, adat, ras, keyakianan dan bahasa, sudah seharusnya kita sadari bersama, bahwa kemerdekaan itu ada milik dari setiap warga negara Indonesia.
Kemerdekaan sebuah bangsa di tengah masyarakat yang majemuk, setidaknya menggugah rasa nasionalisme dan rasa toleransi setiap warganya.
Setiap rumah sudah berkibar bendera merah putih, masyarakat ikut serta merayakan kemerdekaan meski dirumah saja, karena menyambut kemerdekaan saat ini masih mengharuskan dirumah saja.
Kemerdekaan hakekatnya merupakan wujud nyata bagi masyarakat Indonesia untuk menciptakan perdamaian, hidup gotong royong, dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi ditengah keberagaman masyarakatnya.
Seperti apa merayakan kemerdekaan tahun ini ! Apakah akan ada instruksi dari pemerintah, dengan memerintahkan setiap rumah untuk memutar lagu Indonesia Raya sebagai wujud kecintaan kita pada negara dan mengenang para pahlawan yang telah gugur membela tanah air ini.
Atau merayakan secara diam dengan cara mendoakan para pahlawan yang telah gugur di Medan perang!
Memang kondisi saat ini begitu berat, dan bangsa Indonesia tidak sedang baik-baik saja, dimana kondisi Pandemi masih membayangi setiap warga negara.
Momentum kemerdekaan yang ke 76, menjadi pelajaran sejarah yang harus disampaikan pada generasi penerus bangsa.
Mengingat apa yang menjadi pesan Presiden pertama Republik ini yang mengatakan "musuhku sangat jelas karena melawan penjajah, tapi musuh kalian (generasi penerus) sangat tidak jelas, karena musuhnya adalah saudara kalian sendiri".
Sepertinya pesan sang proklamator itu sudah sampai pada situasi saat ini, dimana musuh yang tidak kasat mata, saling tuduh dan fitnah, adu domba, penindasan, ketidakadilan, korupsi, menjadi fenomena yang di anggap biasa.Â