"Apa keinginan terbesarmu yang hendak di capai dalam hidup ini..?
Dari pertanyaan yang sederhana di atas, akan memunculkan beragam jawaban yang berbeda, berkaitan dengan kapasitas, kemampuan, skil, dan lain sebagainya.
Setiap diri manusia, tentu ada harapan dan cita-cita yang hendak di capai, terlepas apakah tujuan yang hendak di capai itu melalui dari proses yang positif ataupun dari proses negatif.
Ada pepatah mengatakan "harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama besar".
Berkaitan dengan personal branding atau mudahnya di sebut juga dengan Citra Diri, hal tersebut sangat erat kaitannya dengan polesan diri supaya layak menjadi diri dengan kapasitas yang dimiliki.
Personal branding itu sendiri, hakekatnya sangat melekat dalam diri, dan tidak terpisahkan dengan karakter dasar manusia, dimana karakter dasar manusia seperti pengen di puji, di hormati, di segani, merupakan anugerah dari yang maha kuasa.
Kembali pada soal citra diri, yang sangat erat kaitannya dengan fisik yang secara langsung bisa di pandang secara kasat mata, merupakan dasar dari sebuah penilaian, misalnya dandanannya rapi, bajunya setelan, sehingga memunculkan pesona tersendiri ketika orang melihatnya, disamping ada bentuk-bentuk fisik lain yang cenderung membuat orang tertarik.
Disisi yang lain pesona branding ini, bisa di perhatikan dengan rasa, meski sifatnya tidak kasat mata, semisal mengayomi, tutur kata dan bahasanya yang menyejukkan juga akan memunculka nilai positif bagi diri dan orang lain.
Makhluk yang bernama manusia ini berbeda dengan makhluk lainnya, seperti harimau dan gajah yang hanya bisa meninggalkan belang dan gading.
Bagi manusia ada harapan dan cita-cita besar yang hendak di capai, yakni eksistensi diri apapun profesi yang sedang di geluti saat ini, sehingga ketika sudah meninggalpun, ia akan selalu di kenang sepanjang zaman.
Siapa yang tidak tahu dengan penyair besar di negeri kita yang bernama Chairil Anwar, yang telah banyak menciptakan puisi dan sudah menjadi rujukan dalam dunia kesusastraan Indonesia, bahkan namanya seringkali terpampang di buku pelajaran Bahasa Indonesia. Chairil Anwar telah meninggalkan nama besarnya dengan sebuah karya.
Personal branding ini memang sangatlah penting adanya, karena akan memunculkan nilai bagi orang-orang sekitarnya. Ketika kemudian bagaimana anda akan membangun personal branding baik bagi kawan-kawan kompasianer maupun bagi masyarakat secara umum..?
Citra diri itu hakekatnya akan muncul dalam diri kita, terlepas karena hasil renungan maupun ada dorongan dari orang-orang sekitar. Meski kita bukanlah seorang tokoh yang kerapkali sangat membutuhkan branding supaya terlihat sangat menarik, kita pun meski orang biasa juga berharap orang juga tertarik dengan gaya, perilaku, dan tutur bahasa sopan santun yang keluar dari mulut kita. Apa yang perlu kita lakukan untuk menciptakan personal branding..?
1. Mengenal diri dan menjadi diri sendiriÂ
Jangan pernah hidup seperti orang lain,melakukan aktivitas kehidupannya, karena setiap manusia memiliki garis hidupnya sendiri.
Memahami diri dan mengenal diri, baik sifat, skill, dan kapasitas kemampuan hanya diri kita yang mampu untuk mengukurnya seperti apa yang kita rasakan, sementara penilaian orang lain, tidak semuanya benar adanya, sebab mereka hanya melihat dari luar saja.
2. Menjadi baik jauh lebih bahagiaÂ
"Paling baiknya seseorang, Ketika ia bermanfaat bagi orang lain" (Al hadist)
Siapa yang tidak menginginkan hidup bahagia? Semua pasti ingin bahagia, dan bahagia tidak bisa di ukur dengan banyaknya harta benda yang menjadi titipan yang maha kuasa.
Berbahagialah orang yang baik secara lahiriah dan secara batiniah, karena ketia ia meninggal pun kebaikannya akan selalu di kenang.
3. Berbuat kebaikanÂ
Menjadi baik tidaklah cukup, karena itu kurang menantang dalam hidup, bagaimana supaya lebih menantang? Maka berbuat baiklah, baik bagi saudara, tetangga, dan masyarakat secara umum.
Berbuat kebaikan hakekatnya satu paket dengan kebaikan diri. Namun perbedaannya, bahwa menjadi baik itu lebih mudah, tetapi melakukan kebaikan itu tidaklah mudah.
Siapapun bisa menjadi baik, tapi siapapun tidak bisa berbuat kebaikan itu sendiri, karena orang yang melakukan kebaikan tentu adalah hamba-hamba yang terpilih sejak mulai zamannya Nabi Adam hingga sampai detik ini.
Orang yang berbuat kebaikan dengan hati ikhlas, maka jiwanya akan selalu di penuhi dengan rasa bahagia, sebab orang yang berbuat kebaikan itu memiliki empati kepada orang lain, terutama orang yang dalam situasi kesulitan.
4. Apa yang kamu inginkan raihlah dengan cara yang benar.
Dalam hidup dan kehidupan ini, ada yang namanya hukum kausalitas, yakni hukum yang diakibatkan dari adanya sebab.
Orang yang bercocok tanam kebaikan, ia akan menuai kebaikan pula, begitu pula sebaliknya.
Dari apa yang telah dilakukan oleh kita akan mengundang persepsi yang beragam, meski hal tersebut adalah kebaikan, pastinya akan terjadi pro dan kontra yang kerapkali menjadi fitnah yang kejam, namun jangan berhenti berbuat baik, karena kebaikan itu memiliki jalan terjal bebatuan. Itulah eksistensi diri manusia, apapun profesimu maka jadilah baik dan berbuat kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H