Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melukis Wajahmu yang Kaku

2 Juni 2021   07:01 Diperbarui: 2 Juni 2021   07:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Tetesan embun di pagi yang sunyi.

Meniti jalan panjang pada sketsa yang buram..

Keluh kesah para pedagang di tengah tetesan embun, menanti pembeli ramai dalam perbincangan..

Rindu sekali melihat wajahmu yang teduh dengan senyuman..

Sesekali tertawa di tengah himpitan jiwa..

Di kala deburan hati bergelombang, bak peluru menderu saat perang..

Tetesan embun di pagi yang sunyi..

Menjadi saksi dalam lekukan wajah yang kaku..

Sebab rasa masih berkecamuk dalam langkah yang penuh persoalan..

Wajahmu yang lalu masih di penuhi tetesan air mata, seperti embun pagi menetes di dedaunan, dingin dan beku, sedingin hatimu yang terpancar pada rona wajahmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun