Tetesan embun di pagi yang sunyi.
Meniti jalan panjang pada sketsa yang buram..
Keluh kesah para pedagang di tengah tetesan embun, menanti pembeli ramai dalam perbincangan..
Rindu sekali melihat wajahmu yang teduh dengan senyuman..
Sesekali tertawa di tengah himpitan jiwa..
Di kala deburan hati bergelombang, bak peluru menderu saat perang..
Tetesan embun di pagi yang sunyi..
Menjadi saksi dalam lekukan wajah yang kaku..
Sebab rasa masih berkecamuk dalam langkah yang penuh persoalan..
Wajahmu yang lalu masih di penuhi tetesan air mata, seperti embun pagi menetes di dedaunan, dingin dan beku, sedingin hatimu yang terpancar pada rona wajahmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H