Mohon tunggu...
Akhmad Badawi
Akhmad Badawi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa informatika biasa dengan hobi olahraga dan game yang tertarik dengan politik dan humor.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI dan Etika: Bisakah AI Berbohong pada Kita?

17 September 2023   09:00 Diperbarui: 17 September 2023   09:13 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pound Koin Baru Pon Dua Belas - Foto gratis di Pixabay - Pixabay 

Di tengah gelombang transformasi teknologi yang semakin mengintensif, terdapat kebutuhan mendesak untuk memahami kompleksitas dan potensi dampak dari kecerdasan buatan (AI). 

Dalam tinjauan artikel dari jurnal "Chakraborti, T., & Kambhampati, S. (2020)", terbuka sebuah jendela menarik ke dalam aspek tersembunyi dari proses rekonsiliasi model dalam pengambilan keputusan AI. Pertanyaan mendasar pun muncul: sejauh mana AI mampu "berbohong"? 

Dalam penelitian ini, kami menjelajahi hubungan antara penjelasan, kebohongan, dan seni memengaruhi dalam konteks pengambilan keputusan AI, serta mengupas implikasinya dalam pengembangan AI di masa depan.

Mendekati Kebenaran: Model Rekonsiliasi dalam Pengambilan Keputusan AI

Pertama-tama, perlu ditekankan bahwa AI, bagaimanapun canggihnya, masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks manusia dengan sempurna. Proses rekonsiliasi model yang dibahas dalam artikel ini mencerminkan upaya AI untuk menyamakan model mentalnya dengan manusia. Ini membuka pintu bagi kemungkinan menciptakan "penjelasan alternatif" yang mungkin tidak benar, namun tetap memenuhi kriteria sebuah penjelasan yang benar.

Konsekuensi dari temuan ini tak bisa diabaikan. Dalam perkembangan AI ke depan, pemahaman mendalam tentang batasan dan potensi proses ini menjadi krusial. Pertanyaan mengenai kapan, dan apakah, perilaku semacam itu dapat diterima secara etis perlu dijawab. Dalam pengembangan AI di masa depan, memahami sejauh mana AI dapat "berbohong" dalam konteks penjelasan menjadi tugas mendesak.

Kecerdasan Buatan dan Lini Halus Antara Penjelasan dan Kebohongan

Perlu diakui bahwa istilah "kebohongan" dalam konteks AI mengundang refleksi mendalam. Dalam kaitannya dengan proses rekonsiliasi model, hal ini merujuk pada situasi di mana AI menghasilkan penjelasan yang mungkin tidak sepenuhnya akurat, namun masih memenuhi kriteria penjelasan yang tepat. Oleh karena itu, istilah "kebohongan" di sini lebih pada pemahaman formal dan teknis daripada aspek moral atau etika.

Di sisi lain, penting juga untuk mengakui bahwa penjelasan "alternatif" ini bukanlah bentuk manipulasi yang dimaksud untuk menyesatkan atau menipu manusia. Sebagai gantinya, ini adalah upaya AI untuk memahami dan menyamakan interpretasi dunia dengan manusia. Sehingga, dalam memahami kecerdasan buatan, membedakan antara penjelasan yang mungkin tidak sepenuhnya akurat dengan kebohongan yang dimaksudkan untuk menipu adalah penting.

Pandangan Eksploratif: Dari Interaksi Manusia hingga Kebohongan AI

Artikel ini membawa kita melampaui konteks AI dan membawa kita ke realitas interaksi manusia sehari-hari. Ini menggarisbawahi bahwa aspek sosial, kontras, dan selektivitas dalam penjelasan manusia-manusia, juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan penjelasan yang menyesatkan. Melihat hal ini dari perspektif AI membawa kita untuk memahami bahwa kecerdasan buatan adalah cermin dari proses keputusan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun