Sumber Daya Alam yang melimpah di perut bumi diperuntukkan kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga manusia dilarang untuk membuat kerusakan. Kerusakan dari alam lingkungan akan membawa dampak negatif terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Global Warming yang terjadi di beberapa belahan dunia sangat dirasakan dengan tidak adanya keteraturan musim, dan terjadi musim yang ekstrem. Padahal Allah SWT telah memberikan hukum-hukum yang melekat dalam semua ciptaan, dan hukum itu berjalan sesuai sunnatullah, namun apabila dirusak akan membawa dampak negatif.
Ada sekitar 800 ayat dalam Al Qur'an yang berbicara tentang alam semesta dan lingkungan, dan manusia diberi amanah sebagai khalifah dengan tugas untuk memelihara dan menjaga kelestarian alam lingkungan, sehingga ada keseimbangan antara alam dan manusia. Dunia global saat ini sedang dihadapi pada satu persoalan serius yang menentukan kelangsungan hidup umat manusia dan alam semesta, yakni krisis lingkungan. Perilaku menyimpang dan tidak bermanfaat sebagaimana dipahami dalam firman  Allah  dalam  QS  Al-Baqarah/2: 11
Dan apabila dikatakan kepada mereka:"Janganlah berbuat kerusakan bumi! Mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami justru  orang-orang yang melakukan perbaikan.
"Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada Tuhan-Tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Maka Maha suci Allah yang memiliki 'Arsy dariapa yang mereka sifatkan". (QS Al Anbiya : 22)
Peran Mahasiswa
Mencela pengakuan yang dusta, yang biasanya merupakan karakter orang-orang munafik. Membuat perbaikan di bumi adalah dengan beramal, berupa taat kepada Allah ta'ala dan RosulNya. Sedangkan membuat kerusakan dibumi yaitu dengan durhaka kepada Allah ta'aladan RosulNya saw. Â Kesimpulannya adalah terjadinya bencana pada hakikatnya sebagai akibat dari rusaknya mental atau moralitas manusia. Kerusakan mental inilah yang terkadang mendorong seseorang bersifat distruktif seperti illegal logging, mendirikan bangunan ditempat-tempat resapan air, membendung saluran sungaisehingga menyempit, peperangan dan lain-lain; maupun tidak secara langsung, seperti koruspsi, suap, penyalahgunaan jabatan, arogansi kekuasaan, kejahatan ekonomi, dan lain-lain. Jika perilaku meyimpang yang tidak terkait secara langsung dengan kerusakan alam ini berlangsung secara massif dan membudaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H