Musim hujan memang bikin segalanya terasa lebih sendu. Tapi di Kebumen, hujan bukan hanya tentang rintik air yang turun dari langit, payung, dan genangan air. Ada banyak alasan untuk bersyukur saat langit sedang rajin menumpahkan berkahnya, salah satunya adalah makanan. Di kota kecil ini, hidangan-hidangan khas hadir seolah dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan tubuh yang kedinginan. Ketika suara rintik hujan jadi backsound kehidupan, apa yang lebih sempurna daripada semangkuk makanan hangat, gurih, sedap, nikmat, apalagi berkuah? Berikut beberapa kuliner khas Kebumen yang layak dicoba saat musim hujan. Siap-siap, perut Anda mungkin akan merasa lapar setelah membaca ini!
1. Soto Tamanwinangun: Kuah Hangat, Bebeknya Mantap!
Soto di mana-mana ada. Tapi, Soto Tamanwinangun? Itu hanya ada di Kebumen. Berbeda dengan soto lain yang biasanya menggunakan daging sapi atau ayam, Soto Tamanwinangun menawarkan sesuatu yang unik, yaitu daging bebek sebagai primadona yang membedakan soto ini dengan soto yang lain pada umumnya. Kuahnya kaya rempah, dengan rasa gurih yang memeluk lidah seperti pelukan selimut di pagi hujan. Dinikmati dengan nasi, kerupuk, dan sambal, soto ini bisa jadi pilihan yang sempurna untuk menu sarapan atau makan siang. Tambahkan perasan jeruk nipis dan sedikit kecap, dan Anda sudah punya alasan untuk merayakan musim hujan. Konon, Soto Tamanwinangun sudah ada sejak zaman kolonial. Jadi, sambil menikmati, Anda juga bisa berfantasi tentang tentara Belanda yang mungkin dulu juga ikut mencicipinya.
2. Nasi Penggel: Bulat, Kecil, dan Menghangatkan
Kalau Anda butuh sesuatu yang sederhana tapi penuh kejutan, Nasi Penggel adalah jawabannya. Hidangan ini berupa nasi yang dibentuk bulat-bulat kecil, disajikan dengan sayur tempe santan dan potongan daging. Gurihnya santan berpadu dengan nasi hangat bikin hidangan ini terasa seperti pelukan ibu di tengah hujan. Uniknya, Nasi Penggel biasanya dijual pagi-pagi buta. Jadi, ini adalah makanan yang cocok untuk Anda yang ingin menikmati hujan pagi sambil menyeruput secangkir teh hangat.
3. Yutuk Goreng: Gurih, Renyah, dan Sedikit Nyentrik
Di Kebumen, pantai bukan hanya tempat liburan, tapi juga dapur raksasa. Salah satu oleh-oleh dari dapur alam ini adalah yutuk, sejenis hewan laut mirip undur-undur. Jangan khawatir, meski tampilannya mungkin bikin ragu, rasanya dijamin bikin nagih. Yutuk goreng bisa disajikan dengan sambal atau saus sebagai pelengkap kenikmatan olahan makanan ini. Perpaduan rasa gurih dan pedas ini cocok untuk teman ngemil sore hari, ditemani teh hangat. Nikmati suara hujan, kriuk yutuk, dan pedasnya sambal. Hidup ini sederhana tapi indah, bukan?
4. Sate Ambal: Khas dengan Bumbu Tempenya yang Selalu Juara
Kebumen memang punya banyak kuliner khas, tapi Sate Ambal mungkin adalah primadonanya. Apa yang membuatnya istimewa? Bumbunya yang terbuat dari tempe yang dihaluskan. Kombinasi ini memberi rasa manis gurih yang sulit ditandingi sate lain. Saat hujan, sate ini jadi pilihan yang sempurna. Biasanya disajikan dengan lontong atau nasi hangat. Oh, dan jangan lupa, Anda bisa memilih tingkat kepedasan sesuai selera. Bagi yang sedang melawan dinginnya hujan, Sate Ambal dengan tambahan rasa pedas dapat menjadi tameng yang ampuh.
5. Jenang Sabun: Manis Legit di Tengah Hujan
Beralih ke yang manis-manis, ada jenang sabun. Jangan bingung dengan namanya. Jenang ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sabun mandi, kok. Teksturnya lembut, legit, dan sangat pas untuk teman minum teh atau kopi. Biasanya, jenang sabun dijual di pasar-pasar tradisional. Makanan ini mengingatkan kita bahwa di tengah dinginnya hujan, selalu ada yang bisa menghangatkan hati.
6. Tempe Mendoan: Gorengan Ikonik, Rasa Hangat di Tengah Hujan
Tidak lengkap rasanya membicarakan kuliner musim hujan tanpa menyebut tempe mendoan. Gorengan ini sudah jadi ikon kebanggaan warga Kebumen. Tipis, digoreng setengah matang, dan disajikan dengan sambal kecap, mendoan adalah definisi kebahagiaan sederhana. Bayangkan duduk di teras rumah, hujan rintik-rintik, segelas teh hangat di tangan, dan tempe mendoan tersaji di piring. Rasa gurih mendoan berpadu dengan sambal kecap yang manis-pedas akan membuat suasana dingin terasa jauh lebih hangat.
Pesan Hangat dari Kebumen
Kuliner khas Kebumen tidak hanya soal rasa, tapi juga soal cerita dan budaya. Dalam setiap suapan Soto Tamanwinangun, bulatan Nasi Penggel, atau gigitan Yutuk Goreng, ada jejak sejarah dan tradisi masyarakat Kebumen yang patut terus dilestarikan. Musim hujan memang identik dengan rasa dingin, tapi Kebumen membuktikan bahwa makanan hangat bisa membuat segalanya lebih baik. Jadi, kapan Anda terakhir kali menikmati hidangan hangat di tengah hujan? Kalau belum, mungkin sudah saatnya merencanakan perjalanan ke Kebumen. Atau, cukup pastikan Anda mencoba salah satu menu ini saat kesempatan datang. Karena, seperti kata orang Kebumen, "Udan-udan adem, ya paling cocok mangan sing enak-enak lur."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H