Sebagai orang yang lahir dan besar di Kebumen, saya punya kebanggaan tersendiri setiap kali mendengar nama genteng Sokka disebut. Ada perasaan seperti, "Wah, ini nih karya leluhur kita yang nggak kalah keren dibanding bangunan Tembok Besar China atau Colosseum di Italia!" Bayangkan, genteng Sokka itu nggak cuma dikenal di desa-desa sekitar atau kabupaten sebelah, tapi sudah "mengatapi" banyak rumah di seluruh Indonesia.
Tapi apa sebenarnya yang bikin genteng Sokka ini legendaris? Bahkan ada orang bilang genteng ini bisa bertahan sampai anak cucu nanti mau renovasi rumah loh. Bahkan juga ada yang berkelakar, "Kalau genteng Sokka bisa ngomong, mungkin dia sudah bilang, "Aku sudah capek di sini, ganti aja aku!"
Apa Itu Genteng Sokka?
Genteng Sokka adalah genteng tanah liat yang berasal dari Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Genteng Sokka sudah ada sejak zaman Belanda dulu, industri Genteng Sokka bermula dari pabrik yang didirikan pemerintah Hindia Belanda di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, sekitar tahun 1920. Sentra kerajinan genteng Sokka berada di Kecamatan Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, dan Kecamatan Kebumen. Genteng Sokka memiliki merek AB Sokka yang diproduksi oleh pabrik di Dusun Sokka, Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan. Genteng Sokka telah mendapatkan sertifikat HAKI dari Kemenkumham. Genteng Sokka merupakan genteng tradisional yang populer di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Genteng ini sudah terkenal di Nusantara dan bahkan di mancanegara. Nama "Sokka" sendiri sudah seperti merek dagang yang melegenda. Kalau di dunia sneakers ada "Air Jordan", maka di dunia genteng ada "Genteng Sokka."
Yang membedakan genteng Sokka dari genteng lain adalah kualitasnya. Genteng ini dibuat dari tanah liat pilihan yang hanya ada di Kebumen, khususnya di wilayah-wilayah sentra produksi. Tanahnya ini katanya punya "tekstur magis" yang bikin genteng ini jadi kuat dan tahan lama. Bahkan, kalau genteng ini bisa ngomong, dia mungkin bakal bilang, "Badai boleh datang, tapi aku tetap tahan dan tak terbang."
Rahasia Awetnya Genteng Sokka
Nah, apa sih rahasianya? Jawabannya ada pada proses pembuatan dan bahan bakunya.
1. Bahan Baku Berkualitas Tinggi
Tanah liat di sentra-sentra produksi punya karakteristik unik, yaitu lekat, halus, dan gampang dibentuk. Proses pengolahannya juga nggak asal-asalan. Pengrajin di sana sudah hafal luar kepala soal takaran air dan tanah yang pas, hasil dari pengalaman turun-temurun.
2. Pembakaran Tradisional
Setelah dicetak, genteng-genteng ini dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum masuk ke tungku pembakaran tradisional. Proses pembakarannya nggak main-main, butuh suhu tinggi dan waktu yang pas supaya gentengnya matang sempurna. Kalau terlalu sebentar, gentengnya gampang retak. Kalau terlalu lama, ya gosong dan nggak layak jual dong.