Ini kisah saya yang mengajarkan serta menunjukkan kepada saya arti dari kehidupan yang damai dalam toleransi. Saya tumbuh dan belajar banyak arti kehidupan di salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen, yaitu Kecamatan Kuwarasan, beragam contoh pengajaran hidup saya dapatkan di kecamatan yang tak terlalu luas dan yang tak begitu terkenal dari kecamatan lain di Kebumen, contohnya seperti Kecamatan Gombong yang dikenal berdikari. Namun, hal tersebut tak membuat saya memandang Kecamatan Kuwarasan sesisih mata, adapun hal lain yang dapat masyarakat Kecamatan Kuwarasan banggakan.
Di tengah derasnya isu-isu tentang ketidakharmonisan antar umat beragama, masih ada banyak kisah positif yang menunjukkan bahwa hidup rukun dalam perbedaan itu bukan sekadar impian, contoh nyata dari pernyataan tersebut dapat dijumpai di salah satu desa di Kecamatan Kuwarasan, yaitu Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Desa ini bahkan dikenal sebagai Kampung Pancasila, sebuah julukan yang mencerminkan kehidupan masyarakatnya yang mampu hidup damai meski berasal dari latar belakang agama yang berbeda-beda.
Apa yang Membuat Purwodadi Istimewa?
Meskipun bukan desa asal saya tinggal, Desa Purwodadi adalah tempat yang istimewa, Purwodadi adalah desa di mana kehidupan beragama yang plural berjalan dengan harmoni. Ada berbagai tempat ibadah yang berdiri berdampingan di desa ini, seperti masjid, wihara, dan gereja. Keberagaman ini tidak hanya ditoleransi, tetapi juga dihormati dan dijaga oleh seluruh warga. Sebagai bagian dari Kecamatan Kuwarasan, desa ini menjadi bukti nyata bahwa kehidupan damai antar umat beragama bisa terwujud jika ada komitmen dan keinginan untuk saling menghargai.
Meski di Indonesia sendiri masih sering terdengar perdebatan atau konflik terkait perbedaan keyakinan, Purwodadi hadir sebagai angin segar. Di desa ini, masyarakat dari kalangan Islam, Buddha, dan Kristen hidup rukun, bergotong royong, dan saling mendukung satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan.
Siapa yang Berperan dalam Mewujudkan Kerukunan Ini?
Tentu saja, kerukunan ini bukan muncul begitu saja. Ada tokoh-tokoh masyarakat, ulama, dan perangkat desa yang memegang peran penting dalam menciptakan suasana yang harmonis di Purwodadi. Para tokoh agama di desa ini berperan sebagai publik figur yang bukan hanya menyampaikan ajaran agamanya, tetapi juga membimbing umat mereka untuk tetap menghormati keberadaan agama lain.
Lebih dari itu, para tokoh agama ini juga kerap berperan sebagai mediator ketika ada persoalan yang muncul di masyarakat. Dalam hal ini, mereka menjadi jembatan dialog yang mengutamakan musyawarah dan penyelesaian secara damai. Kehadiran tokoh agama sebagai pembimbing dan mediator menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Purwodadi.
Terbentuknya Budaya Damai
Budaya damai antar umat beragama di Purwodadi sudah terbentuk sejak lama. Salah satu faktor penting adalah sejarah panjang hubungan baik antara umat Islam, Buddha, dan Kristen di desa ini. Keakraban yang terjalin dari generasi ke generasi turut berkontribusi dalam membentuk pola hubungan sosial yang solid dan penuh penghargaan.
Bentuk-bentuk budaya damai itu sendiri bisa terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ada tradisi sedekah bumi yang melibatkan semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama. Kemudian, ada kegiatan seperti kerja bakti, arisan desa, dan sambatan (gotong royong), yang melibatkan seluruh warga, mencerminkan semangat kebersamaan.