Mohon tunggu...
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setengah AI

“Anglaras Ilining Banyu, Angeli Ananging Ora Keli”

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Renjana Ancala - Gunung Sumbing: dari Pemandangan Indah, Arti dari Perjalanan, Hingga Bukti Bahwa Diri Ini Mampu

1 Mei 2024   10:35 Diperbarui: 12 Mei 2024   12:12 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak Sejati Gunung Sumbing 3.371 mdpl, menjadi puncak gunung ketiga yang dapat saya datangi dalam perjalanan "Renjana Ancala", dan juga sekaligus menjadi puncak gunung yang tertinggi dari dua gunung sebelumnya, yaitu Gunung Andong 1.726 mdpl, dan Gunung Api Purba Nglanggeran 700 mdpl. Menjadi perjalanan yang cukup panjang selama perjalanan "Renjana Ancala", Gunung Sumbing menjadi pendakian pertama saya yang harus berkemah di gunung dan mendirikan tenda untuk bermalam serta istirahat, dimana pada pendakian tersebut saya bersama teman-teman baru lagi juga.

Terkait Gunung Sumbing, dilansir dari website terkait, Gunung Sumbing adalah gunung api yang terdapat di Jawa Tengah, Indonesia. Ketinggian puncak 3.371 mdpl, Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet, dan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah. Gunung ini secara administratif terletak di tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo. Bersama dengan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing membentuk bentang alam gunung kembar, seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, apabila dilihat dari arah Temanggung. 

Celah antara gunung ini dan Gunung Sindoro dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan kota Temanggung dan kota Wonosobo. Dalam Catatan sejarah Sebelum bernama Gunung Sumbing, gunung ini bernama Gunung sembung. Jalur pendakian Gunung Sumbing paling populer adalah melalui pos Garung. 

Garung adalah sebuah desa di kaki bagian utara Gunung Sumbing, di kawasan Kledung Pass. Dekat dengan Desa Garung tersebut juga terdapat basecamp untuk pendakian ke Gunung Sindoro. Selain itu juga terdapat jalur lain seperti Bowongso, Cepit, Lamuk, Banaran, Butuh Kaliangkrik, dan Mangli Kaliangkrik. Letak Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro saling berhadapan. Banyak disebut oleh masyarakat bahwa gunung Sumbing-Sindoro adalah gunung kembar layaknya gunung Merapi-Merbabu. Tinggi yang tidak jauh berbeda, dan juga kondisi alam gunung yang juga hampir sama. Namun bagi para pendaki Gunung Sumbing memiliki trek yang lebih berat daripada Gunung Sindoro dikarenakan gradien kemiringan yang terjal dan rute yang lebih panjang.

Awal terjadinya pendakian ini dari ajakan teman kelas kuliah saya, saat itu dia mengirim pesan melalui aplikasi pengirim pesan, dia mengirim pesan berupa ajakan untuk muncak, saat saya tanya gunung mana yang hendak dituju, dia kemudian menjawab Gunung Sumbing. Dari ajakan tersebut, saya berpikir terlebih dahulu sebelum menerima ajakan tersebut, karena Gunung Sumbing dengan puncaknya yang berada di 3.000an mdpl, saya berpikir apakah saya akan sampai? apakah saya mampu?, dimana juga peralatan mendaki saya belum lengkap. Namun setelah terjadi perdebatan dengan diri sendiri, saya putuskan untuk ikut pada pendakian Gunung Sumbing tersebut. Teman saya menjelaskan bahwa pendakian nanti akan diikuti oleh orang-orang yang sebelumnya pernah melakukan pendakian ke gunung juga, dan terkait alat-alat pendakian yang belum dimiliki nantinya akan sewa ke tempat penyewaan, dari hal tersebutlah saya akhirnya memutuskan untuk bergabung pada pendakian Gunung Sumbing tersebut.

26 April 2024, menjadi waktu yang dipilih untuk mengawali pendakian Gunung Sumbing ini, perjalanan dimulai setelah saya selesai kuliah pada saat itu, saya langsung menuju tempat kost salah satu orang yang tergabung pada pendakian ini, sebelumnya saya sudah melakukan persiapan untuk apa saja yang akan saya bawa pada pendakian kali ini, karena ini akan menjadi pendakian pertama saya yang mana nanti akan ngecamp di gunung. Saya menuju kost salah satu orang yang tergabung pada pendakian kali ini, bertempat di daerah Kotagede, Yogyakarta, kost tersebut menjadi titik kumpul orang-orang yang total seluruh beranggotakan sembilan orang yang akan mendaki Gunung Sumbing bersama pada saat itu juga secara bersama dalam satu rombongan. Setelah orang-orang berkumpul semua dan dari alat-alat serta kelengkapan lain-lain hingga kebutuhan logistik ada terkumpul secara lengkap, kami mulai bersiap-siap dengan membagi masing-masing kelengkapan dan kebutuhan pendakian untuk dimasukkan ke dalam tas masing-masing. Dirasa sudah siap untuk berangkat, hujan turun pada malam 26 April 2024, lantas kami menunggu terlebih dahulu hujan yang turun agar mereda. Sekitar pukul 20:00 WIB, dimana hujan yang sudah sedikit reda, kami memutuskan untuk berangkat menuju basecamp dengan berkendara menggunakan motor dilengkapi dengan jas hujan plastik yang dipakai masing-masing orang selema berkendara menuju basecamp.

Basecamp Gunung Sumbing Via Butuh Kaliangkrik menjadi titik awal yang kami pilih untuk menjadi titik awak pendakian Gunung Sumbing, dimana salah satu orang yang bersama di rombongan pendakian ini telah melakukan konfirmasi regristasi sebelumnya secara online. Sekitar pukul 22:37 WIB rombongan kami sampai di basecamp setelah berkendara dari Yogyakarta yang mana selama perjalanan berkendara kami ditemani dengan hujan yang turun pada malam itu. Sampai di basecamp ternyata saat itu cukup banyak rombongan yang akan naik juga, dimana basecamp terbilang cukup ramai orang saat itu. Setelah sampai kami masuk kedalam basecamp untuk beristirahat, setelah berkendara dari Yogyakarta dimana selama perjalanan turun hujan, dan setelah sampai di daerah basecamp pada malam dengan cuaca dingin dan berkabut, rombongan kami tidur di basecamp Gunung Sumbing Via Butuh Kaliangkrik, kondisi basecamp cukup nyaman dengan fasilitas kamar mandi, tempat sholat, Wi-Fi, ruangan untuk istirahat, tempat untuk charger, serta melayani jika ingin memesan makanan atau minuman.

Setelah beristirahat di malam harinya, keesokan harinya di pagi harinya kami bangun dan mulai bersiap untuk mendaki. Ada dua orang dari romobongan kami yang di pagi itu belanja sayur terlebih dahulu untuk menambah logistik yang akan dibawa, setelah itu sebelum berangkat ada pengecekan barang dan logistik yang dibawa dari pihak basecamp, hal tersebut bertujuan nanti saat turun akan dilakukan pengecekan lagi dari sampah ataupun barang yang dibawa, supaya terdeteksi meninggalkan atau tidak sampah dan barang di gunung selama pendakian, serta ada juga penjelasan terkait larangan dan aturan selama pendakian Gunung Sumbing. 

Setelah pengecekan dan proses registrasi selesai, kami mulai bersiap dan packing barang-barang dan kebutuhan logistik. Kami mulai berangkat dari basecamp dengan naik ojek menuju pos 1 bayang-bayang, dari pos 1 bayang-bayang kami lanjut jalan kaki menuju pos 1, selanjutnya pukul 10:38 WIB, kami sampai di pos 1, dimana di pos 1 terdapat warung dan toilet, di pos 1 kami rehat sejenak. Setelah rehat di pos 1, kami lanjut berjalan, jalur pendakian dari pos 1 bayang-bayang, lanjut ke pos 1, hingga pos 2, jalurnya naik terus dan bertangga. Kami berjalan dengan ritme yang santai, jalur yang bertangga cukup menguras tenaga, nafas yang terangah-engah membuat kami berhenti untuk beristirahat. Sekitar pukul 13:00 WIB, kami sampai di pos 2, kami rehat sejenak di pos 2, saat itu cuaca masih terang, matahari menyinari perjalanan kami sampai di pos 2.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun