Mohon tunggu...
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Muhaimin Azzet Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, blogger, dan editor buku.

Akhmad Muhaimin Azzet, penulis buku, blogger, dan editor freelance di beberapa penerbit buku. Beberapa tulisan pernah dimuat di Republika, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Suara Karya, Ummi, Annida, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Koran Merapi, Bernas, Bakti, Kuntum, Yogya Post, Solo Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Surabaya Post, Lampung Post, Analisa, Medan Pos, Waspada, Pedoman Rakyat, dan beberapa media kalangan terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Etika Copy Paste

23 Juni 2011   01:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:15 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah suatu ketika berjalan-jalan di dunia blog, saya menjumpai tulisan saya dicopas (copy paste) oleh orang lain untuk ditampilkan dalam blognya. Tulisan tersebut utuh: judul, alenia, titik, dan komanya dicopas semuanya. Kecuali: setelah kata “Al-Faqir ila Rahmatillah” di akhirnya tulisan, nama saya dihapus.

Membaca blog yang mencopas tulisan saya tersebut yang tanpa menyebutkan nama penulis (malah dihapusnya) dan tanpa menyertakan linknya, meski kaget, tapi saya tidak masalah. Ya, semoga saja berguna bagi pembaca yang lebih luas. Demikian pikiran saya waktu itu. Ohya, saya tak perlu menampilkan di tulisan curhat ini mengenai blog yang mencopas tanpa meyertakan link tersebut.

Sebagai orang yang belum lama berpengalaman di dunia blog, saya pikir hal yang seperti itu sudah biasa dilakukan oleh beberapa blogger (tentu tidak semuanya). Ini terbukti ketika saya coba cari sebuah tulisan melalui search engine Google, banyak tulisan yang sama antara blog yang satu dengan blog yang lain tanpa menyertakan linknya, sehingga saya juga bingung: ini tulisan manaaa yang asli?

Meski demikian, sejak awal menulis, saya termasuk orang yang tidak setuju melakukan copi paste secara utuh, apalagi tidak menyebut penulis dan sumbernya. Hal ini barangkali karena saya mulai mengenal menulis dengan mesin ketik (manual) dan itu saya lakukan bertahun-tahun untuk mengirim tulisan ke koran atau majalah. Jadi, dengan mesin ketik (manual) tidak mungkin bisa melakukan copy paste, bukan? Hehe.... Akan tetapi, lebih dari itu, saya juga memahami bahwa sebuah tulisan merupakan sebuah karya, maka saya TIDAK BOLEH mengambilnya begitu saja tanpa menyebutkan penulis dan sumbernya.

Di lain waktu lagi, dalam sebuah kesempatan berjalan-jalan di dunia blog, saya menemukan tulisan saya dicopas begitu saja oleh sebuah blog lain tanpa menyertakan linknya. Bahkan, tulisan tersebut pernah juga saya kirim ke Kompasiana ini. Kasusnya sama seperti tulisan saya yang pertama: judul, alenia, titik, dan komanya sama persis. Kecuali: setelah kata “Salam Pendidikan Indonesia” di akhir tulisan, nama saya dihapus. Ohya, lagi-lagi saya tak perlu memuat alamat blog tersebut di sini.

Weeladalah. Kok begitu ya?! Mestinya etika kayak gini sudah pada tahulah. Demikianlah sekadar curhat dalam tulisan ini dan semoga ada manfaatnya.

Salam Kreatif dari Purwomartani,
Akhmad Muhaimin Azzet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun