Mohon tunggu...
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Muhaimin Azzet Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, blogger, dan editor buku.

Akhmad Muhaimin Azzet, penulis buku, blogger, dan editor freelance di beberapa penerbit buku. Beberapa tulisan pernah dimuat di Republika, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Suara Karya, Ummi, Annida, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Koran Merapi, Bernas, Bakti, Kuntum, Yogya Post, Solo Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Surabaya Post, Lampung Post, Analisa, Medan Pos, Waspada, Pedoman Rakyat, dan beberapa media kalangan terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Harus Dekat Lahir dan Batin dengan Anak Didik

25 Juni 2011   02:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:12 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang guru perlu membangun kedekatan dengan anak didiknya, baik secara lahir maupun batin. Berikut adalah pembahasan singkat mengenai kedua macam kedekatan tersebut.

a. Kedekatan Secara Lahir
Kedekatan secara lahir dapat dibangun dengan bentuk perhatian yang diperlihatkan kepada anak didik. Meski diperlihatkan, hal penting yang tidak boleh diabaikan adalah hendaknya dilakukan dengan hati yang tulus karena setiap tindakan yang berangkat dari hati yang tulus akan menimbulkan energi positif yang luar biasa. Bentuk perhatian secara lahir, misalnya, menyapa dengan ramah ketika bertemu atau setidaknya tersenyum.

Menyapa dengan ramah atau setidaknya tersenyum adalah ungkapan yang paling nyata dari seseorang bahwa dirinya adalah pribadi yang terbuka. Sudah tentu siapa saja akan merasa senang jika dekat dengan orang yang mempunyai kepribadian terbuka. Di samping itu, menyapa dengan ramah atau setidaknya tersenyum adalah bentuk pengakuan seseorang terhadap eksistensi pribadi yang disapa atau diberi senyuman tersebut. Sungguh, ini adalah modal penting agar seseorang bisa membangun komunikasi yang baik dengan orang lain.

Seorang guru yang ingin membangun kedekatan dengan anak didiknya juga harus segera bertanya apabila mendapati anak didiknya tampak “berbeda” dari biasanya, misalnya tampak muram, menyendiri, atau bahkan ketika menyiratkan kegembiraan yang terlihat dari wajahnya yang berbinar. Sungguh, jangan pernah menyepelekan hal ini karena akan mempunyai efek yang luar biasa dalam membangun kedekatan secara pribadi dengan siapa pun, termasuk kepada anak didik.

Termasuk cara agar bisa membangun kedekatan secara lahir adalah menunjukkan perhatian dan bisa mendengarkan dengan baik apabila anak didiknya sedang berbicara. Bagaimana perasaan kita apabila berbicara dengan orang lain sementara orang yang kita ajak bicara itu pandangan matanya sepertinya sedang memerhatikan hal lain? Tentu kita akan merasakan bahwa orang yang kita ajak bicara tersebut tidak sungguh-sungguh mendengarkan kita. Demikian pula dengan anak didik atau murid-murid kita. Seberapa pun usia mereka, misalnya menjadi guru bagi anak-anak TK, hendaknya kita menunjukkan perhatian apabila mereka berbicara. Menunjukkan perhatian tidak hanya mendengarkan dengan baik, melainkan juga memberikan tanggapan yang positif.

b. Kedekatan Secara Batin
Di samping membangun kedekatan secara lahir kepada anak didik, seorang guru juga perlu membangun kedekatan secara batin. Kedekatan ini bisa dilakukan dengan mendoakan secara khusus kepada anak didiknya agar diberi kemudahan dalam belajar dan mencapai kesuksesan. Berdoa kepada Tuhan untuk kebaikan seseorang diyakini bisa mendekatkan secara batin orang yang mendoakan dengan orang yang didoakan. Sungguh, cara ini sangat perlu dilakukan oleh seorang guru terhadap murid-muridnya.

Mendoakan kepada anak didik semestinya tidak dilakukan hanya sekali saja, akan tetapi secara berkala. Misalnya, bagi orang Islam, dapat dilakukan setiap usai shalat lima waktu. Bila hal ini kurang memungkinkan, setidaknya setiap malam menjelang tidur. Mendoakan kepada anak didik lebih-lebih harus dilakukan ketika mereka menghadapi ujian di sekolah. Di samping memang agar anak didik kita diberi kemudahan oleh Tuhan dalam memahami ilmu dan mencapai kesuksesan, yakinlah bahwa cara ini memang ampuh dalam membangun hubungan kejiwaan dengan anak didik.

Mendoakan anak didik ini bisa dilakukan secara umum atau mendoakan anak didiknya secara keseluruhan. Namun, untuk anak didik tertentu yang sering mendapatkan nilai rendah dibanding teman-temannya, anak didik yang sering dinilai nakal oleh teman-temannya atau oleh para guru, atau anak didik yang tampaknya sedang menghadapi masalah dalam keluarganya, sangat perlu untuk disebutkan namanya secara khusus dalam doa-doa kita kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan demikian, seorang guru diam-diam telah membangun kedekatan jiwa dengan para anak didiknya sekaligus membangun kekuatan bersama Tuhan untuk memperoleh keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Salam Pendidikan Indonesia,
Akhmad Muhaimin Azzet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun