Akhir-akhir ini, banyak sekolah di Indonesia yang menerapkan sistem pendidikan full day school. Sistem pendidikan ini banyak menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat terutama mereka yang sedang menyekolahkan anaknya. Apabila diartikan secara harfiah, full day school berarti sekolah selama satu hari penuh. Pengertian inilah yang mengakibatkan kesalahpahaman masyarakat.
Sebenarnya, sistem yang dirancang oleh Kemendikbud RI pada tahun 2017 silam ini bukan berarti kegiatan belajar berlangsung non-stop dari pagi hingga malam. Kemendikbud sendiri menjelaskan bahwa full day school berarti terdapat pembelajaran selama 8 jam per hari, yaitu mulai pukul 06.45 hingga 15.30 dengan diselipkan istirahat setiap 2 jam sekali. Namun tidak seperti sistem sebelumnya, sistem ini hanya membatasi pembelajaran mulai hari Senin hingga Jumat saja atau biasa disebut 5 hari kerja.
Walaupun begitu, pemerintah tidak memaksa setiap sekolah untuk mengimplementasikan sistem ini alias fleksibel. Setiap sekolah juga bebas melaksanakan sistem full day school ini secara berkala yang mana juga harus disesuaikan dengan fasilitas, Â kualitas pengajar dan siswa serta peraturan di sekolah tersebut.
Kalau menurut kalian, sistem pendidikan di Indonesia itu gimana sih? Sudah baik atau belum? Coba dulu deh bandingkan dengan sistem pendidikan di beberapa negara maju.
1. Finlandia
Kalau membahas tentang pendidikan, sepertinya kalian sudah tidak asing lagi dengan nama Finlandia. Ya benar, Finlandia merupakan negara dengan sistem dan kualitas pendidikan terbaik di dunia. Buat kalian yang belum tahu, sekolah-sekolah di Finlandia sangat memperhatikan waktu istirahat para siswanya. Biasanya, setiap 45 menit sesi belajar akan diselingi oleh 15 menit sesi istirahat. Pemerintah Finlandia percaya bahwa pembelajaran yang lama dengan sedikit waktu istirahat malah menjenuhkan dan produktivitas tidak bertambah.
Sama halnya dengan perlakuan terhadap siswanya, guru-guru di Finlandia hanya mengajar selama 4-5 jam per harinya. Untuk menghasilkan guru-guru yang berkualitas, terdapat tambahan 2 jam tiap harinya untuk pengembangan profesi. Selain itu, terdapat peraturan yang anti-mainstream yaitu untuk menjadi guru di Finlandia, diwajibkan memiliki gelar magister terlebih dahulu. Keren bukan? Kurikulum pendidikan di Finlandia hanya digunakan sebagai pedoman, sedangkan implementasinya dibuat sangat fleksibel seperti perkuliahan. Jadi para siswanya dapat memilih mata pelajaran yang mereka suka. Sangat berbeda dengan di Indonesia, bukan?
Selain itu, kalian tidak akan pernah melihat adanya pemeringkatan atau ranking di sekolah-sekolah di Finlandia. Pemerintah Finlandia percaya bahwa semua murid tidak ada yang bodoh. Siswa yang perlu mendapatkan bimbingan lebih pun akan ditempatkan pada kelas yang sama dengan siswa lain. Alhasil eksistensi kesenjangan pendidikan di Finlandia sangat minim. Tidak ada predikat siswa pintar dan bodoh di Finlandia karena baik guru maupun siswa dilatih untuk bekerja sama demi kemajuan pendidikan bersama.
2. Jepang
Jepang yang dikenal memiliki bermacam teknologi canggih ternyata masih menghargai tradisi lama dalam pendidikan, lho. Pemerintah Jepang percaya bahwa seseorang yang menguasai semua ilmu tidak ada gunanya apabila tidak memiliki moral dan etika. Namun dimana pun kalian berada, kemampuan hardskill tetap perlu diasah. Oleh karena itu, siswa-siswi di Jepang diajarkan pendidikan moral dan etika terlebih dahulu sebelum diajarkan pendidikan formal. Jika kalian mengunjungi Jepang suatu saat nanti, kalian pasti akan mengerti betapa tertib dan teraturnya masyarakat disana serta budaya menghormati orang lain yang sangat melekat dalam diri.