Mohon tunggu...
kang an
kang an Mohon Tunggu... Insinyur - belajar

meretas jalan menuai waktu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Muda Kehilangan "Kelamin"

7 Desember 2022   19:51 Diperbarui: 7 Desember 2022   20:14 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemuda adalah mutiara yang tak ternilai bagi suatu bangsa, peran sentralnya selalu punya andil penting dalam menentukan nasib suatu bangsa itu sendiri, maka dari itu pendidikan untuk generasi muda adalah kunci. Pendidikan yang berorientasi pada nilai -- nilai kritis yang berbasis kebudayaan akan selalu mencetak ia yang berkepribadian dan peka terhadap problem -- problem sekitarnya. 

Pendidikan semacam ini sangat didambakan sebagai antitesis kondisi sekarang, dimana kepekaan pemuda terhadap permasalahan sekitarnya yang diselesaikan dengan cara -- cara bijak mulai pudar dan cenderung hilang karena "globalisasi".

Tanggung jawab pendidikan untuk generasi muda bukan hanya bertumpu pada lembaga -- lembaga akademik, tetapi bertumpu juga pada habitat sosial yang berbasis pada kebudayaan dan menjaga nilai -- nilai kritis yang harus dan terus kita jaga. Budaya literasi belakangan ini sudah mulai diterapkan pada  lembaga pendidikan akademik, ini merupakan satu tanda baik dalam meningkatkan pemahaman akan satu masalah sebagai akar peningkatan nilai-nilai kritis. 

Program seperti itu perlu di barengi dengan ruang-ruang sosial yang ramah terhadap perbedaan dan perdebatan yang ilmiah, anggapan-anggapan negatif terhadap orang yang mau membaca, kritis, berbeda pendapat sampai berdebat harus hilang. Justru kita harus terus menyemai ia yang peka dan kritis terhadap permasalahan sosial, agar itu semua terus berkembag dan tidak lari dari nilai-nilai kebudayaa.

Sering kali kita menjumpai orang-orang yang menganggap diam sebagai jawaban "bijak" atas satu permasalahan adalah kebenaran, sejatinya itu adalah pembodohan yang berselubung kebijaksanaan.

Dampak dari prakti -- praktik semacam itu hari ini mulai terlihat, generasi muda mulai ketakutan menyampaikan ide dan gagasan secara sistematis dan terstruktur, komentarnya terhadap permasalahan di sekitarnya tidak lagi disampaikan dalam rangka penyelesaian masalah tetapi cenderung hanya andil bagian dalam satu permasalahan tanpa esesnsi. 

Bila perilaku semacam ini terus dibiarkan tanpa ada respon dan solusi jangan pernah salahkan sepuluh sampai dua puluh tahun kedepan bangsa ini hanya dipenuhi oleh pecundang. Kritis yang berbasis kebudayaan dan keilmuan sejatinya adalah identitas (kelamin) bagi pemuda itu sendiri, bila nilai-nilai kritis yang berbasis kebudayaan dan keilmuan hilang dari pemikiran pemuda maka generasi muda itu kehilangan "kelaminnya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun