Selain itu, sistem di website KPU cukup lemot saat mencoba mengaksesnya. Beberapa kali saya harus merefresh agar mendapatkan informasi detail dari salah satu caleg.
Padahal saya berada di Jakarta Selatan yang akses internet tentu ada dan mudah. Bagaimana dengan masyarakat di pelosok yang akses internet susah dan bahkan tidak ada?
Di masyarakat perkotaan atau pedesaan yang akses internet sudah mudah saja, masih banyak warga yang tidak peduli terhadap informasi peserta pemilu seperti yang telah KPU sediakan.
Lagi-lagi, alat peraga kampanye yang dipasang di pinggir jalan menjadi andalan caleg untuk menarik suara masyarakat di dapilnya. Padahal alat peraga tersebut sangat menganggu keindahan pemandangan dan limbah menjadi ujungnya.
Sepanjang saya mengamati alat peraga yang digunakan para caleg di sekitar jalanan Jakarta Selatan maupun darah lainnya, hampir tidak ada yang mencantumkan visi, misi dan program yang diusung oleh masing-masing caleg.
Alat peraga kampanye baik baliho maupun lainnya didominasi informasi foto, nomor urut, dan gambar partai yang mengusung caleg yang bersangkutan. Beberapa caleg mungkin aktif di media sosial dan berkampanye langsung di dapil mereka. Namun tetap saja masyarakat banyak yang tidak mengenal mereka.
Pengalaman saya di pemilu 2019 lalu adalah contohnya. Ketika membuka surat suara untuk capres dan cawapres, saya langsung tahu mana yang akan dipilih.
Hal berbeda ketika membuka surat suara untuk caleg DPD dan DPR, semuanya tidak ada yang saya kenal. Dan saya juga tidak pernah tahu, apa visi, misi dan program dari caleg yang telah saya pilih. Akhirnya pilihan jatuh pada nama yang saya tahu saja.
Bahkan di masyarakat yang kurang melek politik, sangat rentan terjadi politik uang yang dapat mempengaruhi pilihan masyarakat. Cara tersebut banyak ditempuh para caleg dalam memperkenalkan diri sekaligus meraup suara dukungan masyarakat.
Menurut data dari KPU, ada sekitar 9925 caleg DPR dan 674 caleg DPD yang sudah memenuhi syarat. Semua itu tersebar di masing-masing dapil dan untuk caleg DPR berasal dari 18 partai.
Dari sekian banyak caleg tersebut, sudah kah anda sekalian mengenal mereka? Sudah kah para caleg di dapil anda melakukan kampanye efektif? Atau sama saja, dengan menebar alat peraga kampanye di pinggiran jalan atau dengan politik uang yang disamarkan.