Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Lapar

8 Desember 2023   21:54 Diperbarui: 8 Desember 2023   22:56 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: peopleinneed.net)

Pendidikan yang rendah memberikan dampak cukup signifikan. Pendidikan yang lebih baik akan memunculkan solusi untuk mengatasi masalah jumlah penduduk yang banyak, perubahan iklim, harga pangan yang mahal dan masalah-masalah lainnya yang dapat menimbulkan kelaparan.

Disisi lain, lapar menjadi suatu keberkahan ketika masa puasa tiba, baik itu puasa wajib ramadhan maupun puasa sunah (daud dan senin-kamis). Puasa adalah aktivitas (ibadah) menahan lapar dalam rentang waktu tertentu dengan niatan menjalankan perintah Tuhan. Jam biologis makan manusia berubah ketika puasa.

Waktu makan direkayasa untuk menahan lapar selama sekitar 16 jam. Rasa lapar pun hilang begitu niat telah dimantapkan dalam hati. Puasa mempunyai nilai sosial yang sangat tinggi, dimana ada upaya untuk merasakan bagaimana rasa lapar dialami orang lain yang kurang beruntung.  

Teringat waktu kecil, ketika lapar melanda maka tak ada keraguan untuk mengutarakan rasa lapar kepada ibu dan ayah (orang tua) tercinta. Maka dengan segenap upaya orang tua akan mencarikan makanan untuk anaknya.

Ada yang tinggal membuka kulkas atau lemari maka dengan mudah makanan diberikan kepada anaknya. Namun ada pula yang harus bersusah payah, bahkan sampai mengais sisa makanan dari sampah demi menghilangkan rasa lapar anak tercinta.

Masa dewasa tiba, rasa malu pun muncul ketika harus terus menggantungkan diri kepada orang tua. Rasa lapar yang muncul merangsang akal seseorang untuk berpikir bagaimana mengatasi lapar secara mandiri. Kerja.

Bekerja adalah upaya mandiri yang dapat dilakukan seseorang untuk mengatasi masalah kelaparan. Segala upaya akan dilakukan seseorang ketika mengalami rasa lapar.

Jika tidak kuat dengan godaan maka cara terlarang pun dilakukan seperti mencuri, merampok dan lain sebagainya. Namun, bagi mereka yang cerdas, rasa lapar akan memunculkan ide-ide kreatif untuk menciptakan usaha atau mendapatkan pekerjaan.

Lapar yang dialami sehari-hari adalah lapar dalam pengertian jasmani. Ada yang lebih berbahaya dari sekadar laparnya jasmani, yaitu laparnya rohani. Ketika rohani merasa kelaparan, dibiarkan tanpa diberi asupan maka yang ada adalah kerasnya hati.

Hati yang mengeras membuat seseorang dipenuhi aura negatif. Hati juga membutuhkan asupan agar tidak kelaparan. Laparnya hati akan membuat seseorang tak mampu mengatasi laparnya jasmani.

Bisa jadi seseorang dapat mengatasi laparnya jasmani tapi dengan cara-cara yang kurang tepat. Namun jika jasmani yang lapar dalam keadaan hati yang senantiasa dipenuhi santapan ruhani maka itu lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun