Ganda putra Indonesia Keramat (Kevin/Rahmat) resmi debut di Korea Master 2023. Turnamen super 300 ini berlangsung 7-12 November 2023 di Gwangju, Korea Selatan dan memperebutkan total hadiah 210.000 USD.
Pada babak R32 Keramat bertemu ganda tuan rumah Jin Yong/Ki Dong Ju. Permainan di game pertama berlangsung seru. Keramat sempat unggul 17-9 namun berhasil disusul oleh pasangan Korea menjadi 17-18. Game pertama pun dimenangkan Keramat dengan skor 21-18.
Pada game kedua keramat kembali unggul dengan skor 16-9. Saat pasangan korea menyusul dengan skor 16-11, terjadi insiden terkilir yang dialami Ki Dong Ju. Pertandingan pun dimenangkan oleh Keramat karena pasangan Korea mundur.
Meski menang, analisis permainan Keramat di R32 masih terlihat belum sesuai harapan. Rahmat ketika di posisi belakang belum bisa memberikan ancaman smash terhadap lawan. Kevin masih mendominasi posisi depan, meski sesekali berotasi ke belakang dan kadang membuat kesalahan sendiri.
Lawan Keramat sendiri juga hasil bongkar pasangan. Sebelumnya Jin Yong berpasangan dengan Na Sung-seung dan menempati peringkat BWF ke-29. Bahkan di turnamen Eropa, Jin/Na berhasil mengalahkan pasangan rangking atas seperti Leo/Daniel, Ong/Teo hingga Hoki/Kobayasi.
Selanjutnya, babak R16 menjadi ujian sebenarnya pasangan Keramat. Mereka menghadapi ganda Chinese Taipei peringkat BWF 21, Lee Jhe-huei/Yang Po-hsuan yang merupakan unggulan ke-3 dalam turnamen Korea Master 2023.
Mendominasi di babak pertama, keramat berhasil unggul dari ganda Chinese Taipei 17-9. Pada sesi ini peran kevin di depan net berhasil membuahkan banyak poin. Selain itu, poin juga didapat dari kesalahan Lee/Yang yang berulang. Keramat menang di game pertama dengan skor 21-14.
Game kedua berlangsung ketat. Pasangan Chinese Taipei bermain lebih rapi dibanding babak pertama. Sedangkan Keramat di game kedua sudah memberikan perlawanan makasimal. Hanya konsistensi menjaga keunggulan masih belum terlihat. Lee/Yang berhasil memenangi game kedua dengan skor 23-21.
Dominasi pasangan Chinese Taipei mulai terlihat di game ketiga. Paruh pertama Keramat tertinggal dengan skor 6-11. Ketika Kevin berada di posisi depan, sesekali dia ingin mengambil bola belakang dan seperti ingin berotasi ke belakang. Namun karena terlambat mengambil keputusan, shuttlecock tidak berhasil dikembalikan.
Posisi Rahmat dibelakang masih belum berhasil melakukan serangan mematikan. Jadi dominasi Kevin di depan pun sedikit sia-sia. Polanya adalah ketika serangan pemain belakang mematikan atau membuat lawan susah mengembalikannya, pemain depan yang notabene memiliki kecepatan akan menutup serangan atau menempatkan shuttlecock jauh dari jangkauan lawan.