Mohon tunggu...
Irwan
Irwan Mohon Tunggu... Desainer - Saya seorang pengamat

Saya orang yang mendukung literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati yang tertutup

25 Juli 2022   17:41 Diperbarui: 25 Juli 2022   17:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menunggu dibawah rintikan hujan dengan harapan yang tak kudambakan segera terkikis dengan air hujan kesedihan, hampa kurasa jika memang engkau masih menjadi intan yang berkilau, akan kututupi kemegahanmu dengan kesengsaraan, bila kau tak lagi peduli dengan secuil rasa ini, kuteguhkan untukmu namun acuh tak acuhmu membuatku benci.

Rasa berkibar bagaikan gelombang laut ketika badai menerpa, menghancurkan perahu-perahu kecil yang benjanji akan membawamu dengan penuh cinta, engkau rela menjatuhkan diri kedalam lubang kesengsaraan tanpa memandang rasa cinta seluas samudra.

Kubuktikan dengan tindakan, kau hancurkan dengan alasan, kubuktikan dengan pengorbanan, kau bilang cuma kebetulan, aku tak dapat mengerti orang macam apa yang tak ingin dikasihi melebihi kasih kepada sang putri.

Kubiarkan engkau memberi luka kepadaku sehingga kau sadar akan kebesaran cintaku, kutunggu engkau dengan penuh harapan, kembalilah jika engkau penuh kesedihan karena aku adalah kesembuhan yang kau benci, sadarlah wahai putrinya putri cintaku bukan sekedar cinta seumur padi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun