Mohon tunggu...
Irwan
Irwan Mohon Tunggu... Desainer - Saya seorang pengamat

Saya orang yang mendukung literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

77 Tahun Proklamasi

23 Juli 2022   22:22 Diperbarui: 23 Juli 2022   22:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gunung berbaris, pohon memadati luasnya tanah ibu pertiwi, laut nan luas membuat orang orang iri akan kekayaan ibu pertiwi, tanah digali emas dicari membuat ruang untuk mengais rezeki, sering terbesit didalam pikiran kata kata yang masyhur sekali yakni tanah kita adalah tanah surga.

Yaa... Siapa yang tak tau kata kata itu, semua orang sadar akan kekayaan alam bumi nusantara ini, keelokkan nya bagaikan sang bidadari, kemewahannya terkandung di tanah, air, angin, batu bara, emas, perak dan lain sebagainya yang mungkin membuat penduduknya makmur dan sejahtera.

Sekarang kita bukan dijajah dengan senjata seperti pada masa penjajahan yang sudah dilalui, sekarang sudah merdeka dan sudah menuju angka 77 tahun sejak hari proklamasi. Kebijakan kebijakan sudah banyak yang sudah di susun dan disetujui dengan tujuan setiap insan di bumi ibu pertiwi mendapat kesejahteraan seperti yang terkandung dalam PANCASILA negara ini.

Tahun demi tahun terus berjalan sampai pada saat ini, keistimewaan tak pernah berubah dari tanah surga ini, kekayaannya dirampas dan diperas namun tak ada yang berubah, yang berubah yaitu dari segelintir orang penduduk negeri yang didapati kekayaan dari hasil memeras negeri. Bahkan orang diseberang lautan negeri ini ikut merasakan kekayaan negeri ini.

Cukup miris sekali coba kita lihat fenomena sekarang ini  ada begitu banyak tikus didalam negeri ini, berita berita tersebar negara rugi akibat korupsi, seakan akan kita sedang membuka kemaluan sendiri, negeri yang kaya tapi masih ada menteri menteri yang tidak sejalan dengan visi misi pemimpin negeri, mungkin revolusi akal sehat belum terealisasi, karna perusak negeri tidak bisa dimaafkan apalagi diapresiasi.

Beberapa bulan mendatang kita akan kembali mengingat sejak pertama kali bung karno menyuarakan proklamasi, sudah sepatutnya kita merenungi dan berpikir apa yang sudah kuberi terhadap bangsa ini? Mungkin kita sering kali mengomentari namun tidak mampu berbuat sesuatu yang berarti bagi negeri, cobalah berbuat sesuatu yang meringankan beban bangsa ini, karna terkadang kita selalu asyik melihat dan tidak berbuat.

Mungkin lewat tulisan ini mampu membuat kita sama sama merenungi kepercayaan para pejuang negeri terhadap generasi ini, mereka percaya kita mampu menjadi generasi yang pandai menyesuaikan diri, di era globalisasi dan penuh dengan teknologi, tentu kita harus menjadi generasi yang cerdas, beradab, beretika dan tidak berhianat terhadap para pahlawan negeri. 

Dengan mengelola negeri ini sebaik mungkin hingga tercapai kesejahteraan yang hakiki. Dengan begitu fakta "tanah kita adalah tanah surga" tetap bisa dibawa sampai kita mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun