Ini menceritakan tentang seorang anak yang kecanduan menggunakan smartphone hingga berpengaruh pada fisiknya. Cerita ini diambil dari kisah nyata.
Bermula dari seorang ibu yang tidak ingin anaknya bermain dengan anak tetangganya / dengan teman-temannya dikarenakan ibunya menganggap anak-anak tetangganya bandel bandel dan tidak mau prilaku tersebut menular ke anaknya.
Karna hal tersebut ibunya lebih memilih memberikan gadget ketimbang anak anaknya bermain bersama teman temannya, hari hari berlalu si anak hanya sekolah dan pulang, setelah itu dia hanya bermain dengan gawainya. Dengan berbagai aplikasi baik youtube, game, tiktok dan lain-lainnya.
Teman teman dari si anak ini yang sekelas dengannya mencoba mengajak dia bermain namun dia tidak mau karena dilarang oleh mamaknya, alhasil dia dia tidak jadi bermain dengan teman-temannya.
Hari hari berlalu akhirnya orang tuannya sudah mulai melihat adanya gejala dari sianak, sibuah hati merasakan perih dan sakit dibagian mata, matanya mulai memerah seperti orang yang sering bergadang padahal dia masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5, namun nasi sudah menjadi bubur sianak sudah mendapat dampak dari gawai tersebut.
Efek lain dari bermain handphone tersebut sianak tidak dapat melihat/mebuka matanya diluar rumah seperti anak anak pada normalnya, dan matanya seakan akan keluar dari tempatnya, tentu sianak merasa ada perubahan yang tidak biasa padanya, dia selalu menggunakan topi saat hendak keluar rumah karna silau tidak dapat memandang sinar matahari.
Karena efek yang dirasakan sianak barulah orang tuanya berubah pikiran dan membolehkan dia bermain dengan teman temannya, tentu saja hp untuk sianak tidak diperbolehkan lagi sesuai anjuran dokter bahkan dalam waktu sebentar.
Mamaknya merasa menyesal sudah memberikan gawai kepada anaknya, ia sangat menyesal atas perbuatannya karna sudah salah dalam mendidik anaknya. Penyesalan terlihat saat dia mengatakan tidak akan memberikan hp kepada sianak.
Cerita ini menjadi pengingat bagi orang tua agar hati hati dalam memberikan keleluasaan kepada anak dalam bermain gadget. Boleh memberikan hp kepada anak asalkan selalu dalam pantauan kita dan selalu membatasi waktu bermain contohnya seperti 2 jam sehari atau 1 jam sehari.
Semua yang sudah terjadi tidak akan bisa kita ulangi, jika sudah terjadi sesuatu pada sibuah hati orang tua juga yang luka hati.
Semoga dengan cerita ini dapat membuat para orang tua agar senantiasa cerdas dalam mendidik anak.