Mohon tunggu...
Akhirudin Tama Karsa
Akhirudin Tama Karsa Mohon Tunggu... Guru - SMPN 7 BANJARMASIN

Konten Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas 1.2.a.8 - Koneksi Antar Materi - Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

11 September 2023   19:57 Diperbarui: 12 September 2023   17:45 7440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TUGAS 1.2.a.8 - KONEKSI ANTAR MATERI - MODUL 1.2Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, banyak hal yang menjadi pembelajaran bagi saya. Berikut Koneksi Antar Materi - Modul 1.2 yang saya tuangkan dalam bentuk refleksi model 4C.


PERISTIWA


Momen yang paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi saya adalah ketika mempelajari modul 1.1 dan 1.2 melalui eksplorasi diri dan ruang kolaborasi virtual. Kedua momen tersebut yang membuka wawasan saya mengenai Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara dan Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Kedua modul tersebut pun memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
Momen pertama yang mencerahkan adalah ketika saya belajar modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara melalui ekplorasi diri. Pada momen tersebut saya mulai mempelajari setiap bagian modul yang terdapat pada LMS. Banyak hal baru yang saya temukan di sana berkaitan dengan pemikiran Bapak Ki Hadjar Dewantara, mulai dari dasardasar pendidikan yang menuntun, asas pendidikan (kodrat alam dan zaman), pentingnya kultur sosial dan budi pekerti, konsep convergentietheorie, konsep taman siswa, trilogi pendidikan, hingga pendidikan yang menghamba kepada siswa. Hal tersebut benar-benar baru bagi saya.
Saya pun tertantang untuk mempelajarinya dan tanpa terasa membaca seluruh isi modul hingga larut malam. Selanjutnya, saya merasa tercerahkan ketika berada di Ruang Kolaborasi bersama fasilitator Ibu Ridha Herdiani dan rekan-rekan Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 kelompok A. Di sana, kami saling berbagi wawasan mengenai pemikiran Bapak Ki Hadjar Dewantara. Kami pun saling berbagi dengan dipandu Ibu Ridha yang sangat asik dalam memposisikan diri sebagai fasilitator kami.
Momen kedua yang mencerahkan adalah ketika saya belajar modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak melalui eksplorasi diri. Sama halnya ketika belajar modul 1.1, ketika belajar modul 1.2 ini, saya menemukan banyak wawasan baru yang sangat menarik.
Wawasan baru tersebut, antara lain sistem berpikir cepat dan lambat, tahap perkembangan manusia, nilai-nilai Guru Penggerak, dan peran Guru Penggerak. Namun, pada saat belajar mandiri modul 1.2 ini, wawasan saya masih belum mantap ketika memahami nilai-nilai dan peran guru penggerak. Barulah ketika di Ruang Kolaborasi bersama Ibu Fasilitator dan rekan-rekan CGP yang lain, saya mulai memahami nilai dan peran guru penggerak. Melalui ruang kolaborasi tersebut, saya mendapatkan simpulan bahwa nilai CGP terdiri atas 5 nilai, antara lain berpihak kepada murid, mandiri, Reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Sementara itu, peran guru penggerak terdiri atas 5 peran, antara lain pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, pendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas praktisi.
Kaitan antara modul 1.1 dan 1.2 yang saya pahami adalah modul 1.2 merupakan upaya yang dapat kita lakukan untuk mencapai tujuan yang tertera pada modul 1.1. Artinya, pada modul 1.1 dijelaskan bahwa pendidikan harus berorientasi kepada murid. Pendidikan harus dapat memenuhi kebutuhan murid. Pendidikan harus berpihak kepada murid. Pendidikan itu menuntun kodrat siswa untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang CGP harus memiliki nilai-nilai Guru Penggerak dalam diri, meliputi berpihak kepada murid, mandiri, reflektif, kolaborasi, dan inovatif. Jika nilai-nilai tersebut ada dalam diri, CGP harus segera menjalankan perannya sebagai guru penggerak, yakni pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, pendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas praktisi. Jika nilai tersebut telah dimiliki CGP dan peran tersebut telah dijalankan CGP, tujuan Pendidikan yang ada pada modu 1.1, Insya Allah dapat tercapai.

PERASAAN


Saat momen itu terjadi saya merasa seperti setetes air di tengah lautan. Ketika pertama kali membaca modul di eksplorasi diri, saya merasa begitu kecil. Banyak hal yang belum saya ketahui di sana. Banyak wawasan baru yang begitu menarik. Saya pun sangat senang dengan momen tersebut.
Oleh karena itu, saya pun juga menggambarkan peristiwa itu bagaikan seorang anak kecil yang pertama kali datang ke kebun binatang. Saya merasa sangat bahagia ketika memperoleh wawasan baru tersebut. Saya tak henti-hentinya membaca modul tersebut hingga larut malam. Hal tersebut disebabkan setiap kali membuka lembar modul, saya menemukan wawasan baru yang menarik. Sesuatu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Sama halnya seperti anak kecil ketika pertama kali datang ke kebun binatang. Mereka akan tertarik dengan beragam binatang yang ada di sana dan mengunjunginya satu persatu.

Dokpri
Dokpri
Pada saat belajar modul 1.1 dan 1.2, saya pun semakin kagum dengan Bapak Ki Hadjar Dewantara . Pemikiran Beliau begitu luas dan mendalam. Beliau tidak hanya menguasai wawasan pendidikan barat, melainkan juga meletakkan nilai-nilai Pendidikan Islam dalam pemikiran Beliau, misalnya pada kodrat zaman dan keselamatan anak sebagai manusia. Sebelumnya, pemikiran Beliau yang saya pahami hanya ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ternyata, pemikiran tersebut hanya sebagian kecil dari pemikiran Bapak Ki Hadjar Dewantara. Oleh karena itu, tadi di awal tulisan saya menyebutkan bahwa saya merasa seperti setetes air di tengah lautan.Pada saat belajar di Ruang Kolaborasi bersama Ibu Ridha dan teman-teman, saya merasa sangat nyaman. Di situ seolah-olah saya tidak "sedang belajar" dalam arti formal. Di sana, kami hanya berdiskusi atau bahkan seolah hanya ngobrol santai bersama teman. Momen di Ruang Kolaborasi begitu penuh keakraban seolah-olah kita telah lama saling mengenal. Meskipun demikian, banyak hal yang dapat ditemukan, mulai dari pemikiran Bapak Ki Hadjar Dewantara hingga nilai dan peran Guru Penggerak yang tidak dapat saya pahami ketika hanya belajar mandiri.


PEMBELAJARAN


Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa saya adalah pusat informasi bagi murid. Peran saya sebagai guru adalah sebagai sumber materi bagi murid. Murid di kelas hanya sebagai pendengar dan sesekali bertanya. Pusat pembelajaran ada di guru. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran terbaik.
Setelah momen tersebut (mempelajari modul 1.1), saya tersadar bahwa setiap murid memiliki kodratnya masing-masing. Setiap murid memiliki potensinya masing-masing. Tugas guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing. Guru hanya berusaha menebalkan tulisan baik yang ada dalam diri murid dan menyamarkan tulisan yang kurang baik dalam diri murid.
Oleh karena itu, pembelajaran seharusnya berpusat atau berorientasi kepada murid. Sebagai guru, saya harus dapat membantu murid menemukan minat atau potensi yang dimiliki agar dikembangkan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setingi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Selain itu, pada pembelajaran modul 1.2, saya menjadi tahu nilai-nilai apa saja yang harus dimiliki dan dikuatkan oleh Guru Penggerak. Sebagai seorang Guru Penggerak harus memiliki nilai berpihak kepada murid. Nilai tersebut dapat mendasari perilaku dan tindakan Guru Penggerak agar lebih mengutamakan kepentingan murid dari pada yang lainnya.
Nilai yang kedua adalah mandiri. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus mandiri dalam melakukan segala sesuatu. Saya harus mempunyai inisiatif untuk menghadapi sebuah tantangan yang positif. Saya harus dapat menyelesaikan beberapa hal dengan kemampuan sendiri, tanpa menggantungkan diri kepada orang lain. Yang ketiga adalah reflektif. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus dapat merefleksikan segala peristiwa yang telah terjadi. Peristiwa yang telah terjadi harus dapat saya ambil hikmahnya untuk kebaikan di masa yang akan datang. Yang keempat adalah kolaboratif. Kolaboratif berarti mampu bekerja sama dengan pihak lain. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan bersama. Yang terakhir adalah inovatif. Inovatif berarti melakukan perubahan-perubahan baru. Perubahan tersebut tentunya ditujukan untuk hal yang lebih baik. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus memiliki nilai tersebut agar senantiasa terbuka dan dapat menjawab segala tantangan zaman.  Selain nilai Guru Penggerak, pada modul 12, saya juga mendapatkan pembelajaran mengenai peran Guru Penggerak. Ada 5 peran Guru Penggerak yang harus dijalankan. Selain nilai Guru Penggerak, pada modiul 1.2, saya juga mendapatkan pembelajaran mengenai peran Guru Penggerak. Ada 5 peran Guru Penggerak yang harus dijalankan.
Pertama, sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus dapat menjalankan prinsip among Ki Hadjar Dewantara dan pola pikir inkuiri-apresiatif.Selain itu, sebagai pemimpin pembelajaran, saya harus menaruh perhatian penuh pada komponen pembelajaran, seperti kurikulum, proses belajar menggjar, refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengembangan guru, pemberdayaan dan pelibatan komunitas untuk terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan di sekolah.Yang kedua adalah berperan menjadi coach bagi guru lain. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya dituntut untuk berdaya dalam menemani dan menuntun rekan sejawat untuk menelaah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.Yang ketiga adalah pendorong kolaborasi. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus dapat mendorong pihak lain untuk melakukan kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama. Suatu tujuan bersama yang besar hanya akan dicapai melalui kolaborasi yang baik. Oleh karena itu, saya harus dapat berperan untuk mendorong kolaborasi tersebut.
Yang keempat adalah mewujudkan kepemimpinan murid. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya juga harus andil dalam pembentukan karakter murid di masa depan. Sepuluh hingga dua puluh tahun yang akan datang, bangs aini akan dipimpin oleh mereka yang saat ini menjadi murid. Oleh karena itu, sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus ikut berperan dalam mewujudkan kepemimpinan murid.
Yang terakhir adalah menggerakkan komunitas praktisi. Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus menumbuhkan budaya belajar kolaboratif atau komunitas belajar profesional bersama rekan guru. Melalui komunitas belajar ini diharapkan tercapai peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus menumbuhkan inovasi pembelajaran yang berdampak positif bagi murid.

Dokpri
Dokpri
PENERAPAN KE DEPAN (RENCANA)


Pengembangan diri yang sederhana, konkret, dan rutin yang dapat saya lakukan dari sekarang untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak adalah sebagai berikut.


A.MEMPERBANYAK LITERASI
Hal pertama yang saya lakukan untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak adalah memperbanyak literasi. Saya mulai membaca modul-modul yang tersedia di LMS agar saya memahami dan memaknai peran dan nilai Guru Penggerak. Selanjutnya, saya akan menyempatkan diri untuk membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan pendidikan, mulai dari pendekatan pembelajaran, model, metode, hingga hal-hal menarik lainnya tentang pendidikan baik melalui buku cetak maupun digital. Selain membaca buku cetak atau digital, saya akan menyimak informasi-informasi berkaitan pembelajaran di Youtube. Di Youtube, biasanya, saya menemukan beragam contoh pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran, misalnya penggunaan quizizz, google form, spreadsheet, canva, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk membantu menguatkan nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak, saya akan memperbanyak literasi.


B. MENGIKUTI DIKLAT FUNGSIONAL/ BIMTEK/SEMINAR
Hal berikutnya yang saya lakukan untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak adalah mengikuti diklat fungsional, bimbingan teknis dan seminar yang berkaitan dengan pembelajaran dan pendidikan. Saya akan mengikuti diklat fungsional, bimbingan teknis dan seminar sesuai dengan penugasan dari sekolah maupun mandiri. Dengan mengikuti diklat fungsional, bimbingan teknis, dan seminar, wawasan saya akan terbuka terhadap hal baru. Selain membuka wawasan, mengikuti diklat fungsional dan bimbingan teknis juga dapat meningkatkan keterampilan saya berkaitan dengan tugas sebagai guru. Oleh karena itu, untuk membantu menguatkan nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak, saya akan mengikuti diklat fungsional, bimbingan teknis, dan seminar yang berkaitan dengan pembelajaran dan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun