Mohon tunggu...
akhid yusuf
akhid yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Teaching Internship International di Sekolah Thailand

1 Maret 2024   07:29 Diperbarui: 1 Maret 2024   07:37 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok. pribadi

oleh: Ahmad Akhid Yusuf Saputra

Pada program Teaching Internship International  ini penulis mendapatkan kesempatan di adameesuksavittaya school Krabi, Thailand.  Adameesuksavittaya school merupakan sekolah baru yang baru berdiri sekitar 5 tahun, tetapi mereka sudah cukup berkembang sangat pesat. Adameesuksa merupakan sekolah islam di Thailand yang didalamnya menganut budaya islam nusantara khususnya NU. Banyak sekali budaya NU yang diadopsi disana. Dalam ritual ibadah misalnya, shalat jumat di adamee juga menggunakan dua kali adzan lengkap dengan bilal dan khatib yang memegang tongkat yang sama persis dengan ala shalat jumatnya orang Nu.

Di adamee tidak hanya terdapat sekolah melainkan juga ada pesantren dimana pesantren tersebut ada pesantren siswa dan pesantren Tahfidz, untuk pesantren  Tahfidz hanya diperuntukkan untuk yang tidak sekolah sehingga santri yang mondok di pesantren tahfidz mereka tidak sekolah. Di sekolah adamee juga terdapat 3 tingkatan mulai dari TK,SD,dan SMP. Di tk terdapat 3 kelas yaitu tk 1,2,&3. Sedangkan sd terdapat 8 kelas yang terdiri dari kelas 1-6. Dan smp terdiri dari 3 kelas. Di adamee juga terdapat masjid, koperasi, aula, serta ruang kelas yang bagus untuk kegiatan belajar mengajar.

Pada program ini penulis berkesempatan mengajar sebagai guru melayu, para murid sangat antusisas dalam belajar bahas melayu. Tetapi media yang kurang memadai menyulitkan guru untuk melakukan innovasi pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton.

Pada dasarnya guru hanya menggunakan buku dan menerangkan tetapi siswa juga aktif sehingga  hanya terjadi pembelajaran dua arah. Siswa hanya bisa mendengarkan guru menjelaskan tetapi siswa tidak bisa mengeksplore sendiri tentang materi yang diajarkan oleh guru sehingga siswa hanya menegetahui materi yang disampaikan oleh guru. 

Fasilitas sekolah sudah sangat cukup memadai tapi untuk fasilitas media masih belum cukup memadai. Selain itu juga masih banyak kendala dalam menghadapi pembelajaran baik internal siswa maupun faktor pendukung sekolah itu sendiri. Salah satunya adalah berkomunikasi yang terbatas disebabkan oleh individu tersebut sangat menjunjung tinggi bahasa ibu (bahasa lokal) dan sekolah pun kurang menerapkan pembelajaran bahasa asing sebagai salah satu alat komunikasi selain bahasa ibu.

Adapun permaslahan yang sering muncul yaitu siswa jarang memperhatikan karena salah satunya adalah kendala Bahasa, karena mereka belum bisa memahami Bahasa kita dan masih menjujung tinggi Bahasa mereka sendiri yaitu Bahasa Thailand. Selain itu masalah yang sering dihadapi adalah tentang minimnya fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar mengajar menggunakan media digital sehingga menyulitkan guru untuk memberikan materi kepada siswa dalam sitem digital. Metode mengajar yang monoton juga menjadi permasalahan disini karena masih menggunakan teacher center sehingga siswa hanya bisa mendengarkan guru menjelaskan dan siswa tidak bisa mengeksplore keinginan mereka sendiri.

Solusi dari permasalahan Pembelajaran menjadi sebuah hal yang sangat penting dalam pendidikan, dengan pembelajaran di dalam kelas tersebut dapat mengetahui hasil dan evaluasi untuk setiap siswa yang terdapat didalam kelas. Hasil pembelajaran didalam kelas dapat di tinjau melalui aktivitas guru dan siswa serta suasana pembelajaran didalam kelaspun dapat membuahkan hasil yang baik ketika metode pengajarannya menjadi sebuah hal yang tepat. Metode pembelajaran yang efektif juga harus mempertimbangkan gaya belajar dan kemampuan peserta didik. 

Metode merupakan salah satu strategi atau metode yang digunakan guru dalam pembelajaran aksesibel, semakin tepat metode yang digunakan guru maka pembelajaran akan semakin baik. Media pembelajaran pada umumnya merupakan alat proses belajar mengajar yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan keterampilan atau kemampuan siswa sehingga dapat memfasilitasi pembelajaran yang efektif. 

Menurut Briggs (1977), media pendidikan adalah sarana fisik yang merangsang siswa agar berlangsungnya pembelajaran, atau memediasi isi bahan ajar, baik audio visual maupun audio visual. Menurutnya, media pendidikan dapat menjembatani proses belajar siswa dalam hal materi pembelajaran bersifat abstrak melalui bendabenda fisik yang dapat diamati atau dibayangkan siswa. Dengan cara ini materi pembelajaran yang sulit disampaikan kepada siswa dapat dipadukan dengan bantuan media pendidikan agar lebih mudah. Media dapat digunakan untuk memotivasi anak dalam belajarnya dan meningkatkan daya tarik dan minat anak dalam belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun