Mohon tunggu...
Akhdanthufail irsayadR
Akhdanthufail irsayadR Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030112_UIN Sunan Kalijaga

memancing atau tidak sama sekali!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tutwuri Instastory

10 Maret 2023   19:35 Diperbarui: 11 Maret 2023   09:53 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: basemenstamper.blogspot.com

Kalian para penikmat kopi mungkin tidak asing lagi dengan kata 'warkop' atau warung kopi. Tempat dimana orang biasanya beristirahat dari kegiatannya seharian atau mungkin hanya ingin mengobrol santai sambil menghisap roko atau membaca buku. Tapi kali ini kita akan membahas warkop yang tidak warkop alias coffeshop. Di Jogja tepatnya di bagian utara banyak terdapat tempat ngopi yang menurut saya keren-keren, begitupun dengan para pengunjungnya yang mayoritas adalah anak-anak muda. Kota Jogja juga terkenal dengan kota pelajar, jadi banyak pelajar Jogja maupun orang luar jogja yang kuliah kesini pasti tidak asing dengan coffeshop yang ada didekat kos maupun kampus mereka. Atau mereka yang pulang kerja dan masih malas untuk pulang, lalu mampir ke kedai kopi terdekat dengan tempat kerjanya.

Menikmati kopi tentu saja setiap orang memiliki cara dan keunikan masing-masing. Meminum kopi sambil melihat sore dan langit yang indah, meminum kopi sambil mencari berita-berita terbaru di smartphone mereka, bercanda dengan teman, atau bahkan bertemu dengan teman baru disebuah tempat ngopi? Bisa saja kan. Segelas kopi panas dengan roko atau cemilan memang sangat cocok untuk teman istirahat. Di kedai-kedai kopi jogja atau coffeshopnya banyak menyediakan berbagai variant kopi-kopi yang bisa kalian coba sesuai selera lidah kalian masing-masing.

Namun, untuk kalian yang tidak atau menghindari kopi, ditempat-tempat tersebut biasanya menyediakan menu minuman lain yang bisa menjadi alternatif. Tidak perlu malu untuk tidak memesan kopi namun mendatangi kedai kopi. Sebab ada juga para anak muda pelajar Jogja yang datang ketempat seperti itu hanya untuk konten atau kebutuhan status dan stories dimedia sosial mereka. Karena tempat-tempat ini biasanya memiliki tata tempat yang biasa dibilang aesthetic, atau sebutan keren untuk tempat yang keren dan instagramable. Pengunjungnya adalah mereka para pelajar, para orang yang baru pulang kerja, maupun mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Jogja. Para mahasiswa atau mahasiswi yang sedang menuntut ilmu di Jogja juga biasanya senang mengerjakan tugas-tugasnya ditempat seperti ini, mungkin karena tempat yang nyaman dan biasanya disediakan ruangan ber-AC yang menambah kenyamanan. Juga ada tempat untuk mereka yang merokok dan tidak suka ruangan tertutup

sumber: Foto Pribadi
sumber: Foto Pribadi

Terlepas dari tujuan maupun cara mereka menikmati kopi, disebuah tempat ngopi, maksud saya coffeshop di Jogja dengan pengunjung yang cukup fashionable atau mengenakan pakaian yang modis. Mengunjungi tempat ngopi dengan style yang keren-keren seolah sudah menjadi culture budaya ngopi di Jogja. Apa ditempat kalian juga terjadi fenomena semacam ini? 

Banyak anak muda yang mendatangi tempat ngopi dengan gaya berpakaian yang bermacam-macam. Entah itu mba-mba kece dengan sepatu docmartnya dan tindik ditelinga lengkap dengan tattoo-tattoo kecilnya, hingga mba-mba hijab dengan fashion hijabnya masing-masing. Atau mas-mas keren dengan kaus beruang petirnya, dan masih banyak lagi.

Dari bermacam-macam hal yang dilakukan para pelajar yang ada di Jogja diberbagai kedai kopi yang ada tidak jauh dan tidak bukan adalah untuk stories entah Instagram ataupun media sosial lain, atau mungkin mereka memang memang mencari kopi terenak dengan cara berpindah dari satu kedai ke kedai yang lain lalu memberi rate atau menilai dari apa yang telah mereka icip. 

Lalu mereka upload ke tik-tok atau media sosialnya yang lain. Namun jangan salah dulu, ini bukan tentang fyp atau jumlah like yang mereka dapat, melainkan dengan diuploadnya konten-konten mereka ini bisa saja orang yang menontonnya dapat tertarik datang ketempat tersebut, yang tentu saja itu merupakan keuntungan untuk pihak kedai kopi. Hal ini secara tidak langsung menjadi iklan yang gratis bagi mereka dan tidak terlalu repot-repot lagi dalam proses promosi.

Untuk kalian yang masih penasaran dengan kedai-kedai kopi yang memiliki culture tersebut kalian mungkin tertarik untuk datang dan melihatnya langsung, semua berhak menikmati kopi, semua berhak memilih tempat untuk mampir. Entah kopi susu atau bukan, tulisan ini bukan untuk menyindir dan jika ada kata yang kurang berkenan tolong dimaafkan. Terimakasih sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun