Sejak hari pertama aku masuk SMA, Manila sudah mencoba mendekatiku. Manila orang yang cukup menggemaskan dan ceria, Manila sering sekali menemuiku hanya untuk memberi wajah senyum manisnya kepadaku, sebagai anggapan bahwa dia selalu senang bertemuku. Walaupun kami tidak di kelas yang sama, tetapi setiap bertemu ia selalu mencoba berbagai hal untuk mendekatiku.
"Hai Aldo, kamu beli makan apa itu?" ucap Manila ketika bertemu aku di kantin
"Aku beli mie ayam" ucapku seadanya
"Wah, pasti enak. Sayang sekali kita tidak sekelas yah" jawab Manila dengan gayanya yang selalu ceria
Aku selalu mencoba bersikap selayaknya teman yang baik ketika bertemu Manila. Walaupun aku tau ia menyukaiku. Tapi, aku masih punya Rona yang menjadi incaranku di kelas. Aku dan Rona sebenarnya sudah dekat sejak lama, tapi kita berdua belum sama-sama jujur terhadap perasaan kita.
Tahun kedua di SMA, ternyata kelas kami diacak. Aku berpisah kelas dengan Rona, tapi Manila menjadi sekelas denganku. Ketika aku masuk kelas pertama kali di tahun kedua tersebut, Manila sudah meminta aku duduk di sebelahnya, namun aku menolaknya dengan baik. Ya, seperti itulah Manila yang selalu berusaha dengan berbagai caranya untuk mendekatiku.
"Aldo, kita kan sekelas, aku minta nomormu ya, untuk menanyakan tugas" pinta Manila
"Nomorku sudah ada di grup kelas, kamu tinggal menyimpannya saja" jawabku dengan santai
Manila menjadi sering menghubungiku, aku pun menanggapinya dengan baik. Lagipula hubunganku dengan Rona sudah tidak sejalan lagi semenjak kami berpisah kelas. Jadi, kupikir tidak ada salahnya untuk aku mulai memberi timbal balik yang baik pada Manila. Hal ini berujung dengan Manila dan Aku yang menjadi semakin dekat.
Namun, hari itu aku melihat Manila secara diam-diam pulang sekolah bersama sahabatku, ternyata mereka selama ini sudah berpacaran secara diam-diam. Aku merasa dikhianati dan marah sekali, namun di satu sisi, aku merasa kasihan dengan sahabatku, yang berarti Manila selama ini berselingkuh dengan aku, dan menutupinya dari sahabatku. Rencanaku bulat, balas dendam rasa dikhianatiku harus dijalankan.
"Aku memberimu sesuatu di dalam laci meja kelas, nanti kamu lihat ya" pintaku pada Manila