Mohon tunggu...
Abduh khaerul alhaq
Abduh khaerul alhaq Mohon Tunggu... Freelancer - Kultivator

Belajar menerjemahkan rasa dan pikiran disini

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berawal & Bermuara pada Cinta

8 Februari 2025   22:15 Diperbarui: 8 Februari 2025   22:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pantai mesra yogyakarta (poco f3)

Kamu belum pernah memilikinya, bagaimana bisa kehilangan? Dia hanya menemanimu melewati sebuah perjalanan,pemahaman dan pembelajaran. Sebuah waktu yang penuh dengan kebahagian dan tak terlupakan--Waktunya telah tiba, apa yang hilang darimu sebenarnya bukan milikmu. Jangan takut terluka, apa yang bisa melukaimu adalah akhir dari segala sesuatu untukmu.

Yang sebenarnya menyiksamu adalah..bukan ketidak tertarikan dari siapapun. Melainkan harapan yang masih ada dalam hatimu. Dan imajinaasi yang tidak bisa di kendalikan. Seringkali bukan kehidupan yang sulit untuk kamu jalani. Tetapi kamu tidak bisa melewati hambatan di hatimu. Sebenarnya segala sesuatu didunia ini sedang menyembuhkanmu. Hanya dirimu sendiri yang tak mau melepaskan dirimu sendiri dari kemelekatan.

Dan sebenarnya Ketika kita sedang jatuh cinta kita tidak perlu untuk membatasinya. Karena jika memang dia benar benar pedulli padamu, dia akan memperhatikan dirinya sendiri. Kesetian adalah pengenalan diri, bukan untuk membatasi. Dengan hati yang penuh dengan kepercayaan, dan tidak membatasi kebebasan orang lain. Dengan hati yang penuh dengan penghargaan, tidak menyalahkan kebebasan diri sendiri. Rasa puas dan teguh hati, Percaya dan menerima.

seringkali orang pertama yang memutuskan adalah orang yang diam diam sudah menunggu sangat lama. Batasan yang semakin lama semakin turun/lemah, memberi peluang untuk kemudian meyakinkan keputusanya. Dan akhirnya tidak lagi melihat akan adanya harapan. Bahkan sampai pada titik keputusasaan. Barulah kemudian bisa berbalik dan pergi. Melihat Kembali seperti apa keadaan di awal sebelum semua ini terjadi, lalu melihat keadaan sekarang. Tidak ada yang bisa di maafkan. Kebahagian tulus di masa lulu dan keputusan tanpa ragu. Tapi, Hidup memang selalu seperti ini, apapun pilihanmu, akan selalu ada penyesalan. Tak peduli betapa kamu sangat teliti merencanakanya. Semua itu tak bisa mengalahkan takdir.

Orang yang paling beruntung adalah orang yang mengalami penderitaan karena cinta. Karena banyak orang yang mengalami penderitaan karena cinta. Setelah itu, mereka seakan kehilangan separuh dari nyawa mereka. Karena mereka sudah terlalu melekat pada cintanya. Tapi justru karena penderitaan cinta inilah… yang kemudian membantumu bisa merasakan kebebasan. Penderitaan seakan mengajarkanmu, untuk melepaskan dan menerima. Membuatmu memahami sifat manusia, melihat dengan jelas perubahan sifat manusia. Dan  mengajarkanmu cara mencintai diri sendiri dengan lebih baik. Membuatmu jauh lebih kuat. Dan menjadi diri yang lebih baik.

Seperti yang tertulis dalam buku “Agama cinta” di sana di jelaskan bawasanya “cinta adalah sumber dari segala Tindakan, juga merupakan dasar seluruh penciptaan, manusia tercipta karena cinta, bahkan mati pun karena cinta. Matahari,bumi, bulan, bintang-bintang, semua planet dan seluruh alam semesta ini juga tercipta di atas landasan cinta. Dengan kata lain tanpa adanya cinta, mustahil alam semesta dan segala isinya ini ada seperti dalam wujudnya sekarang”.

Dengan demikian, seluruh proses penciptaan mahkluk itu pada dasarnya ber-INTI-kan: karena, dengan, dan untuk cinta. Karena keagungan cinta_Nya, alam semesta ini ada. Karena keagungaan cinta_Nya pula, manusia di ciptakaan untuk mengisi alam semesta. Bahkan, dilantarankan oleh keagungaan cinta_Nya, maka surga dan neraka di ciptakan. Ringkas kata semua sumber berawal dan bermuara pada Cinta.

Jadi, jalan untuk kita bisa mengenal lebih dekat dengan Tuhan, adalah dengan kita bisa mengalami cinta itu sendiri. Karena dengan cinta,kita akan jauh lebih bisa merasakan kehadiran_Nya, karena sejatinya Tuhan selalu lebih dekat dari nafas kita sendiri.

terimakasih-sampai jumpa kembali..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun