Mohon tunggu...
AKFI AISYI ROHMAN
AKFI AISYI ROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UINSA SURABAYA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia dan Gadget

7 Januari 2022   21:00 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:53 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan gadget, dunia ada dalam genggaman. Itulah perumpamaan yang pantas dengan realita hadirnya gadget di tengah-tengah kehidupan manusia saat ini. Modernisasi membawa manusia pada perubahan gaya hidup yang serba instan. Hadirnya gadget sebagai hasil teknologi sains modern sedikit banyak mempengaruhi  hampir setiap sisi kehidupan manusia. Tanpa gadget manusia modern masih dapat hidup, namun rasanya kurang greget. Kehadiran gadget telah menyihir manusia menjadi generasi menunduk dan berjiwa egoisme.

Tak dapat dipungkiri, arus perkembangan teknologi bergerak semakin cepat. Hampir setiap tahun selalu muncul teknologi baru yang diciptakan oleh orang-orang jenius dari dunia barat. Mengapa mereka disebut jenius? Karena sangat luar biasa otak mereka bekerja seperti mesin tanpa henti untuk memproduksi teknologi baru yang semakin canggih. Cepatnya arus perkembangan teknologi sejalan dengan percepatan arus informasi.

Gadget atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan "acang" merupakan hasil produksi yang disebut dengan teknologi. Laptop, smartphone, netbook merupakan sederetan perangkat elektronik yang disebut gadget. Semua perangkat elektronik yang canggih tersebut digunakan untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Melalui gadget, manusia dapat berkomunikasi jarak jauh di seluruh belahan dunia. Selain itu, berbagai informasi juga diperoleh dengan teknologi canggih yang dimiliki oleh hampir setiap orang ini.

Rasa Ketergantungan

Kehadiran gadget membawa pengaruh serta dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Berbagai fitur dan aplikasi yang disuguhkan dalam perangkat elektronik ini mampu menyihir manusia menjadi makhluk yang selalu menunduk ke bawah. Artinya, sibuk dengan kesenangan sendiri dalam lingkup yang disebut dunia maya. Kecenderungan sifat individualisme dan anti-sosial juga menjadi salah satu dampak dari penggunaan gadget ini. Manusia lebih senang menyendiri dan asyik dengan gadgetnya dibandingkan dengan berinteraksi langsung dengan orang lain. Keberadaan gadget juga menyebabkan manusia memiliki sifat pemalas dan manja. Semua kegiatan ingin dilakukan secara instan saja.

Misalnya pada malam hari hujan, perut kita tiba-tiba merasa lapar, dan ternyata di rumah tidak ada makanan, maka melalui aplikasi canggih di gadget, kita langsung memesan makanan secara online melalui sistem delivery order. Tunggu beberapa menit dan pesanan akan segera diantar ke rumah Anda.

Keberadaan gadget kini semakin digandrungi oleh semua kalangan. Tua, muda, kaya dan miskin semua menggunakan gadget. Dari tukang ojek hingga direktur, semua punya gadget. Gadget telah menjadi pilihan pertama setiap orang. Namun, sadarkah kita bahwa kita memiliki rasa ketergantungan terhadap gadget? Bayangkan jika sehari tidak menggunakan gadget, bagaimana rasanya? Ada yang merasa bingung dan kesal, ada yang merasa kekurangan, dan ada yang merasa biasa saja. Kebingungan dan kecemasan ini menunjukkan bahwa kita memiliki rasa ketergantungan pada gadget. Jika kita tidak menggunakan gadget, rasa takut dan khawatir biasanya muncul. Takut kehilangan informasi, kurang eksis, kurang update, tidak hits, dll adalah alasan mendasar untuk terus menggunakan gadget.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun