9 naga, digambarkan sebagai sekelompok atau geng konglomerat dan pebisnis sukses yang memiliki pengaruh dan dampak yang besar bagi ekonomi dan politik di Indonesia. dewasa ini, mereka menjadi pembicaraan umum sebagai elite ekonomi di Indonesia. tidak pernah terpisahkan dari setiap fenomena besar dan bersejarah yang ada di negeri ini. Hingga saat ini, sosok "9 naga" masih menimbulkan tanda tanya. Beberapa spekulasi seringkali menyebutkan Aguan, Haryadi Kumala, Iwan Cahyadi, Yorrys, Arief Cocong, Edi Porkas, Arie Sigit, Jony Kusuma, dan Tommy Winata. Dalam artikel ini menyoroti suatu hal yang jarang dibicarakan dalam konteks "9 naga", yakni penggunaan nama atau julukan "9 naga".
Keagungan dan kebesaran naga seringkali menjadi pembicaraan verbal dari mulut ke mulut pada zaman China kuno bahkan hingga saat ini. Bahkan hingga dahsyatnya makhluk ini kaisar pada zaman China kuno yang hanya boleh menggunakan lambang naga sebagai bentuk kekayaan dan kekuasaanya. Dalam buku The Secrets of The Dragon karya William Win Yang, orang lain yang memakai lambang tersebut (naga) akan dianggap memiliki niat memberontak dan akan dijatuh hukuman terberat (biasanya hukuman mati). Maka, dapat dikatakan pada zaman tersebut penggunaan lambang naga sangatlah eksklusif dan hanya orang-orang kekaisaranlah yang boleh menggunakannya.
Apakah Naga Ada? Dan Mengapa Begitu Dipercaya?
Dalam (Win Yang, William. 2023), Pemerintah Tiongkok mendeklarasikan secara resmi dalam situsnya (www.chineseculture.org) menyatakan, "naga adalah makhluk legendaris yang tidak pernah ada". Lalu, mengapa orang-orang pada zaman kuno begitu mempercayai eksistensi naga?
Menurut sudut pandang pribadi, naga dijadikan sebagai lambang atau bentuk legitimasi oleh penguasa pada saat itu yang tentunya dengan visualisasi naga yang dapat dilihat kuat dan berkuasa. Bahkan legitimasi naga dapat mengalahkan harimau putih yang dianggap kekuatan sisi gelap, dan sedangkan naga kekuatan disisi terang.Â
Untuk memperjelas hal tersebut, Harimau putih dilambangkan sebagai kekuatan sisi gelap karena, dirinya bertarung pada saat-saat tertentu atau menunggu timing yang tepat untuk menyerang dan menyerang secara langsung di titik vital musuhnya. Berbanding terbalik dengan naga, yang dikatakan sebagai kekuatan sisi terang karena naga menyerang musuh secara terbuka atau secara terang-terangan tanpa henti.Â
Dari hal tersebut menunjukkan bahwa naga memiliki makna konsistensi yang kokoh dengan didukung kekuatan besarnya sehingga mampu mengalahkan musuh dengan telak.
Naga Dalam Arti Bisnis dan Ekonomi
Sudah sampailah kita pada pembahasan penting dan terakhir dalam artikel ini yakni, "Naga Dalam Arti Bisnis dan Ekonomi". Dalam budaya timur seperti Tiongkok, seperti yang dibahas sebelumnya, naga melambangkan kekuatan, keagungan, dan kebesaran. Ketika berbicara dalam dunia bisnis dan ekonomi, naga sering diidetikkan dengan entitas yang memiliki kemampuan dan potensi yang sangat besar, kekuatan untuk mengatasi tantangan, dan kemampuan persuasif dalam pasar regional bahkan global.Â
Secara praktiknya, "naga" sering merujuk pada negara-negara atau perusahaan besar yang berkembang pesat dengan daya saing yang tinggi. Contohnya adalah negara-negara Asia yang memiliki julukan "Macan Asia" atau "The Asian Tigers" (Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, dan Jepang) dan Tiongkok dengan julukan "The Chinese Dragon". Sebuah fakta menarik, bahwa Indonesia pernah termasuk jajaran negara-negara yang memiliki julukan "Macan Asia".Â