GURU MESTI PUNYA VISI DAN TARGET
(Bagian 4 dari 20 Tulisan untuk Buku Baru saya, GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA)
A. IMPIAN BUKAN HANYA UNTUK MURID, TETAPI JUGA GURU
Ada satu tutur kata yang sering disampaikan banyak orang, dan sering kita dengar: "Biarlah hidup mengalir apa adanya. Biarlah angin membawa ke mana kita akan melangkah", dan beberapa kalimat sejenis.Â
Saya tidak setuju dengan kalimat-kalimat bernada semacam itu, karena bagi saya, hidup tidak boleh mengalir apa adanya, tetapi harus dialirkan ke tempat yang ingin kita tuju. Hidup harus punya arah, punya impian, punya target.
Jika ada orang yang bertanya, kapankah terakhir kali kita punya impian? Jawaban atas pertanyaan tersebut sangat beragam. Ada yang menjawab saat duduk di Sekolah Dasar, tatkala guru atau orang tua bertanya tentang cita-cita kita.Â
Atau mungkin saat duduk di bangku SMA, ketika ibu guru atau orang tua kita bertanya mau jadi apa setelah besar nanti.
Impian itu bisa bermacam-macam sesuai dengan pengalaman, pengetahuan, dan keinginan. Sayangnya, terkadang pertanyaan tentang cita-cita tersebut hanya kita tujukan kepada para siswa atau anak didik kita.Â
Sementara kita, para guru, bilamana ditanya mengenai impiannya di masa mendatang, seringkali tidak tahu obsesinya mau ke mana dan menjadi apa.
"Mimpi adalah kunci bagi kita menaklukkan dunia", demikian penggalan syair Nidji dalam album Laskar Pelangi. Tidak bisa dipungkiri, mimpi adalah awal yang baik bagi kita untuk menggapai masa depan yang lebih cemerlang.Â