Mohon tunggu...
akbarwillseant
akbarwillseant Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesional di Bidang Teknik dan Manajemen Seorang individu dengan latar belakang pendidikan Teknik Mesin dan pengalaman profesional di bidang pemasaran. Saat ini mendalami ilmu Manajemen, khususnya dalam aspek keuangan dan manajerial. Berkomitmen untuk mengintegrasikan keahlian teknis dan bisnis, serta memiliki visi untuk menciptakan dampak positif di dunia industri melalui pendekatan strategis dalam pemasaran dan pengelolaan keuangan.

Saya, lahir di Sukabumi pada 12 Juni 2001, adalah seorang profesional dengan latar belakang pendidikan Teknik Mesin dari SMKN 4 Kota Sukabumi dan pengalaman sebagai Marketing Staff di PT. Indofood. Saat ini, saya sedang melanjutkan studi di Universitas Nusa Putra jurusan Manajemen, mendalami aspek keuangan dan manajerial. Saya memiliki hobi traveling, menikmati pengalaman baru, dan menjelajahi tempat menarik. Dikenal humoris dan mudah bergaul, saya juga penggemar musik rock dan pop, yang menjadi pelengkap waktu santai. Topik favorit saya mencakup perjalanan, musik, dan diskusi ringan yang penuh humor, sejalan dengan visi untuk mengintegrasikan keahlian teknis dan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengelola Budaya Organisasi Dalam Era Globalisasi: Tantangan Dan Strategi

21 Januari 2025   12:32 Diperbarui: 21 Januari 2025   12:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konteks Global

Bagaimana budaya organisasi dipengaruhi oleh konteks global? Budaya organisasi sangat kuat sehingga sering kali melampaui batas-batas negara. Namun, bukan berarti organisasi harus, atau bisa, mengabaikan budaya lokal.
Budaya organisasi sering kali mencerminkan budaya nasional. AirAsia berbeda dengan maskapai AS yang lebih formal dengan mengutamakan keterbukaan dan kolektivisme, dan mencerminkan budaya lokal. Dalam merger atau kerja sama internasional, perbedaan budaya ini menjadi masalah. Hal ini terlihat pada penggabungan US Airways dan American Airlines, yang menghadapi perbedaan budaya internal. Manager di Amerika Serikat harus menunjukkan kepekaan terhadap budaya dengan berbicara dengan perlahan, mendengarkan lebih banyak, dan menghindari topik yang sensitif.
Manajemen perilaku etis adalah salah satu area di mana budaya nasional dapat bergesekan dengan budaya perusahaan. Para manajer di Amerika Serikat mendukung supremasi kekuatan pasar yang anonim sebagai kewajiban moral bagi organisasi bisnis. Pandangan dunia ini memandang penyuapan, nepotisme, dan mengutamakan hubungan pribadi sebagai hal yang sangat tidak etis.
Dalam organisasi multinasional, seperti Nordea Bank AB, ketegangan budaya muncul dari sejarah nasional yang berbeda. Nordea mengatasi masalah ini dengan memperkuat identitas bersama melalui metode seperti bercerita, korespondensi, dan manajemen yang inklusif.
Organisasi global juga menghadapi dilema antara menstandarkan budaya organisasi atau menyesuaikannya dengan norma lokal. Contohnya, Rothenberg International harus menyesuaikan program bantuan alkohol untuk karyawan Rusia agar sesuai dengan budaya lokal. Perusahaan perlu memahami perbedaan budaya dan regulasi lokal untuk menciptakan kebijakan yang efektif. Sensitivitas terhadap standar budaya dan lokal menjadi langkah awal yang penting.
 
Ringkasan

Gambar 16-6 menggambarkan dampak budaya organisasi. Karyawan membentuk persepsi subjektif secara keseluruhan tentang organisasi berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat toleransi risiko, penekanan tim, dan dukungan individu. Persepsi keseluruhan ini mewakili, pada dasarnya, budaya atau kepribadian organisasi dan memengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan, dengan budaya yang lebih kuat memiliki dampak yang lebih besar.
Implikasi bagi Manajer

*Sadarilah bahwa budaya organisasi relatif tetap dalam jangka pendek. Untuk melakukan perubahan, libatkan manajemen puncak dan susun strategi rencana jangka panjang.
*Mempekerjakan individu yang nilai-nilainya selaras dengan nilai-nilai organisasi; karyawan ini akan cenderung tetap berkomitmen dan puas. Tidak mengherankan, "orang yang tidak cocok" memiliki tingkat pergantian yang jauh lebih tinggi.
*Pahami bahwa kinerja dan sosialisasi karyawan sangat bergantung pada pengetahuan mereka apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Latih karyawan Anda dengan baik dan beri tahu mereka tentang perubahan peran pekerjaan mereka.
*Anda dapat membentuk budaya lingkungan kerja Anda, terkadang sebanyak itu membentuk Anda. Semua manajer dapat melakukan bagian mereka untuk menciptakan budaya etis dan mempertimbangkan spiritualitas dan perannya dalam menciptakan budaya organisasi yang positif.
*Sadarilah bahwa budaya organisasi perusahaan Anda mungkin tidak mudah "diangkut" ke negara lain. Pahami relevansi budaya dari norma organisasi Anda sebelum memperkenalkan   rencana   atau   inisiatif   baru   di   luar   negeri.
 
Budaya Organisasi dalam Konteks Global

Konsep Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah kumpulan nilai, norma, keyakinan, dan praktik yang menjadi pedoman perilaku dalam suatu organisasi. Ini mencerminkan "kepribadian" organisasi dan memengaruhi bagaimana karyawan berinteraksi satu sama lain serta dengan lingkungan eksternal. Dalam konteks global, budaya organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh visi dan misi perusahaan, tetapi juga oleh budaya lokal, regulasi, dan nilai-nilai masyarakat di tempat organisasi beroperasi.
Budaya organisasi yang kuat sering kali menjadi daya tarik perusahaan dalam merekrut dan mempertahankan talenta. Hal ini memengaruhi:
*Tingkat inovasi dan pengambilan risiko.
*Keseimbangan antara fokus pada individu atau tim.
*Gaya komunikasi dan pengambilan keputusan.

Tantangan Budaya Organisasi dalam Konteks Global

Organisasi yang beroperasi di berbagai negara menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan antara standarisasi budaya organisasi dan adaptasi terhadap norma lokal. Beberapa tantangan utama meliputi:
1.Perbedaan Nilai dan Norma
*Nilai kolektivisme di Asia sering kali bertolak belakang dengan budaya individualisme di negara Barat.
*Contoh: AirAsia, yang mencerminkan budaya lokal dengan pendekatan kolektif, berbeda dengan maskapai dari AS yang lebih formal.
2.Manajemen Etika Global
*Budaya organisasi sering berbenturan dengan budaya nasional terkait perilaku etis. Sebagai contoh, nepotisme dan hubungan personal yang dianggap tidak etis dalam budaya Amerika bisa diterima dalam beberapa budaya lainnya.
3.Komunikasi Lintas Budaya
 
*Kesulitan dalam memahami gaya komunikasi di berbagai negara, seperti ekspresi langsung di Amerika Serikat versus pendekatan tidak langsung di Jepang.
Studi Kasus Global

*Penggabungan Perusahaan: Penggabungan US Airways dan American Airlines menunjukkan bagaimana perbedaan budaya internal dapat memengaruhi keberhasilan merger. Hal ini memerlukan kepekaan budaya dalam hal komunikasi dan strategi operasional.
*Nordea Bank AB: Organisasi multinasional ini menghadapi ketegangan budaya yang disebabkan oleh sejarah nasional yang berbeda. Solusi yang diambil adalah memperkuat identitas bersama melalui narasi perusahaan dan pendekatan inklusif.
Strategi Mengelola Budaya Organisasi di Lingkup Global

1.Pemetaan Budaya
*Memahami dan memetakan perbedaan budaya antara kantor pusat dan cabang internasional.
*Gunakan model seperti Hofstede's Cultural Dimensions untuk mengidentifikasi perbedaan dalam dimensi seperti jarak kekuasaan, individualisme, dan penghindaran ketidakpastian.
2.Peningkatan Kepekaan Antarbudaya
*Pelatihan lintas budaya untuk manajer dan karyawan guna meningkatkan kesadaran terhadap perbedaan budaya.
*Menghindari stereotip dan berfokus pada komunikasi yang inklusif.
3.Adaptasi Kebijakan Lokal
*Mengakomodasi kebiasaan lokal dalam kebijakan perusahaan, seperti memberikan fleksibilitas dalam jam kerja untuk menyesuaikan dengan praktik lokal.
*Contoh: Rothenberg International menyesuaikan program bantuan alkohol di Rusia agar sesuai dengan budaya setempat.
4.Konsistensi Identitas Organisasi
*Tetap menjaga nilai inti organisasi di semua lokasi, namun fleksibel dalam penerapannya.
 
*Membuat strategi komunikasi yang menghubungkan budaya lokal dengan nilai inti perusahaan.

Dampak Budaya Organisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun