Emisi gas karbon monoksida yang dihasilkan dari knalpot kendaraan bermotor dalam jumlah banyak, dapat menimbulkan kerusakan lapisan ozon dan juga mengganggu saluran pernapasan manusia. Hal ini menyebabkan para peneliti dan insinyur mencari solusi dalam mengatasi hal tersebut. Seiring berkembangnya zaman, telah ditemukan mobil berbasis listrik (electric cars) yang dapat dijadikan sebagai pengganti mobil konvensional berbahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, electric cars ini juga sudah mulai diproduksi oleh industri mobil ternama seperti Tesla, Porsche, BMW, Nissan, dan masih banyak lagi. Kebanyakan mobil listrik memiliki desain yang futuristik dan elegan. Dengan sensasi dan kenyamanan yang dihasilkan dari electric cars, seperti tidak adanya suara mesin yang terdengar dari dalam kabin sehingga membuat pemiliknya dapat menikmati perjalanan.
Mobil listrik menjadi salah satu alternatif transportasi yang dianggap sebagai mobil masa depan. Tidak hanya memecahkan masalah BBM sebagai energi tak terbarukan, mobil listrik juga dianggap sebagai mobil yang ramah lingkungan. Mobil listrik dan mobil dengan mesin konvensional memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan yang paling mendasar diantara keduanya adalah sumber tenaganya. Mobil dengan mesin konvensional mendapatkan tenaga dari BBM yang disimpan di dalam tangki bahan bakar. BBM yang berada dalam tangki bahan bakar dialirkan menggunakan fuel system. Sementara itu, mobil listrik mendapatkan tenaga dari listrik yang disimpan di dalam baterai mobil tersebut.
Baterai setiap mobil juga memiliki kapasitas dan jenis yang berbeda, tergantung pada spesifikasi yang dimiliki mobil tersebut. Mobil listrik juga memiliki beberapa kelebihan yang potensial yaitu tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor dan juga mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya.
Dilihat dari segi power pada mobil konvensional, komponen-komponen yang dibutuhkan cukup rumit, sedangkan pada mobil listrik tidak demikian. Mobil listrik menggunakan motor yang digerakkan dengan bantuan medan magnet berputar. Kecepatan dari motor listriknya dapat terkendali dengan mengatur accu . Motor penggerak pada mobil listrik tidak membutuhkan transmisi yang kompleks dan kecepatannya dapat langsung dikontrol. Pada mobil konvensional, mesin pembakaran dalam tidak dapat dioperasikan melebihi rentang kecepatan tertentu. Mekanisme transmisi yang dibutuhkan cukup rumit untuk mengontrol kecepatannya. Lama pengisian bahan bakar juga memiliki perbedaan yang jauh. Selain itu, pada pengisian bahan bakar juga memiliki perbedaan pada waktu pengisiannya. Mobil listrik membutuhkan pengisian daya yang memakan waktu lebih dari satu jam bahkan sampai tiga jam untuk mencapai full charge. Sedangkan mobil konvensional, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengisiannya sangat cepat yaitu tidak sampai lima menit.
Mobil listrik ini sangat worth it untuk dibeli karena emisi, efisiensi, dan teknologi yang didalamnya sangat memberikan manfaat bagi pemiliknya, maupun pada lingkungan. Desain-desain dari mobil listrik ini juga sangat futuristic dan sporty yang dapat memanjakan mata. Namun, pemilik harus bisa membiayai perawatan atau service yang dapat dikatakan cukup mahal untuk satu mobil listrik saja. Harga dari mobil listrik yang ada di Indonesia, relatif mahal dengan yang paling murah dengan harga 400 juta rupiah dan yang paling mahal mencapai 3 milyar rupiah. Semua kembali lagi kepada calon pemilik jika memiliki uang yang cukup untuk membeli dan biaya service sangat disarankan untuk membelinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H