Mohon tunggu...
Cak Akbar
Cak Akbar Mohon Tunggu... Konsultan - menebar manfaat di era digital

قال ابن المبارك : لا يزال المرء عالما ما طلب العلم فإذا ظن أنه قد علم فقد جهل Berkatalah Ibnu Al-Mubaroq Seseorang akan selalu dikatakan berilmu tatkala dia selalu mencari ilmu, (maka) ketika dia telah menyatakan bahwa dirinya berilmu saat itulah dia (sebenarnya) bodoh

Selanjutnya

Tutup

Money

Nabi Yusuf sang Ekonom

13 Februari 2020   09:28 Diperbarui: 7 November 2024   16:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sekian banyak model yang diajukan ada beberapa model yang cukup populer, yaitu model yang ditawarkan oleh Irving Fisher dalam hipotesnya yang bernama Intertemporal Choice yang membawanya meraih Nobel prize in economics. Dimana dalam pandanganya, perilaku konsumsi masyarakat cenderung memilih dan bersifat temporal/tidak tetap. Asumsi dasar teori konsumsi adalah, "seingin-inginya konsumen mengkonsumsi sesuatu dia akan dihadapkan dengan yang namanya garis anggaran/budget constrain" . Dengan kata lain Fisher berpendapat bahwa pendapatan seorang konsumen tidak akan dihabiskan langsung dalam sekaligus melainkan dia akan menabung untuk konsumsi dimasa yang akan datang. Sederhanya, coba kita buat model perilaku konsumsi ala Fisher

Konsumsi, dinotasikan sebagai C
Tabungan, dinotasikan sebagai S
Pendapatan, dinotasikan sebagai Y

Tabungan (S) adalah selisih dari pendapatan saat ini (Y1) dan konsumsi saat ini (C1) , atau

S = Y1-C1

Selanjutnya, konsumsi di masa yang akan datang (C2) adalah tabunganya yang kemarin ditambah pendapatanya di masa yang akan datang (Y2), atau

C2 = S + Y2

sekalipun seseorang memiliki pendapatan yang akan datang (Y2) sama dengan 0, dia tetap bisa melakukan konsumsi karena dia memiliki akumulasi tabungan (S). itulah mengapa dalam konsep ekonomi, kekayaan (Wealth) adalah akumulasi pendapatan yang ditabung.

Intermezzo

ada istilah kekayaan (wealth) dan kaya (rich). Dalam ekonomi, kedua istilah ini berbeda. Dimana, kekayaan ibarat sebuah kolam (pool) sedangkan kaya adalah sumberan/mata airnya (flow). Ukuran kaya (rich) ialah soal berapa banyak pendapatanya (income) dimana semakin deras aliran pendapatanya dia akan kaya, namun jika derasnya aliran kekayaan itu tidak dia tampung maka ketika sumberanya itu berhenti maka dia akan miskin (poor). Sebaliknya ketika dia bisa menampung aliran pendapatanya dengan bijak maka dia menjadi kekayaan (wealth). Sebabnya orang Indonesia punya pepatah "hemat pangkal kaya" atau dalam bahasa agamanya "Mujhid Muzhid"

Kembali ketopik

Dari model Fsiher tadi dapat digambar seperti ini,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun