Mohon tunggu...
Bola

Belanda Juara KW

9 Maret 2018   21:12 Diperbarui: 10 Maret 2018   00:09 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola merupakan olahraga semua golongan. Baik dari yang kaya-miskin, hitam-putih, setiap orang memiliki hak menampilkan dan menyaksikan sepakbola yang indah. Sepakbola juga merupakan olahraga Tim yang sangat membutuhkan kerjasama antar pemain, hal ini diperkuat dengan jumlah pemain yang banyak dan lapangan yang luas.

Sehingga tidak salah apabila di sepakbola melahirkan asumsi : Keindahan sepakbola lahir bukan dari seoarang pemain bintang, melainkan dari sebuah taktik permainan yang indah. Berbicara permainian indah itu sendiri, tidak afdol rasanya apabila tidak membahas Belanda. Meskipun sampai saat ini mereka belum pernah menjuarai Piala Dunia, sampai saat ini permainan Total Football Belanda dianggap Masterpiece keindahan terbaik dalam sepakbola.

Sejarah terkenalnya Total Football dimulai pada tahun 1974. Tim Nasional Belanda tahun 1974 adalah tim dengan bakat, keahlian dan kesenian yang mengubah wajah taktik sepakbola dunia. Timnas yang dianggap timnas terbaik yang pernah terlahir di dunia ini. Sayangnya timnas ini sesungguhnya tak pernah merasakan manisnya Piala Dunia. Mereka seperti Menghibur dunia dengan keindahan permainannya tapi seakan ditolak Dewi Fortuna.

Satu hal yang sulit dibantah, Belanda merupakan inovator terbesar dalam sepakbola. Tim oranje menyihir permainan sepakbola ini dengan menyerap keinginan seluruh penonton sepakbola dunia untuk melihat permainan nan indah untuk ditonton. Gaya permainan belanda seperti ibaratnya pertunjukan sangat menakjubkan untuk ditonton dan sangat luar bisa untuk dimainkan.

Orang yang berjasa dalam kecemerlangan belanda itu adalah Rinus Michels. Ia adalah otak kreatif dan komandan dari visi Belanda. Michels memiliki pemikiran yang jelas tentang bagaimana sepakbola mesti dimainkan. Ia mendorong pemainnya untuk bertukar posisi, dengan pandangan bahwa pemain lain akan selalu ada untuk menutupi pos kosong tersebut. 

Jantung dari sistem tersebut mendikte satu prinsip inti mendasar: kontrol penuh terhadap ruang (space) di lapangan akan menjadi besar ketika Anda menguasai bola dan menjadi kecil ketika Anda tidak menguasai bola, kemudian itu akan menjadi jauh lebih sulit bagi lawan untuk sebaliknya menguasai bola. Dengan didukung oleh kemampuan fisik yang memiliki sistem kebugaran yang baik, jadilah Timnas Belanda 1974 menjadi mesin yang terus menekan tanpa henti.

             Piala Dunia 1974 menjadi panggung besar untuk mereka unjuk kemampuan. Kemegahan dan Kemewahan sepakbola belanda seakan menjadi kenyataan saat mereka memimpin 1-0 di partai Final melawan tuan rumah Jerman Barat. Terus tertekan saat peluit ditiupkan membuat pertahan jerman hancur juga oleh kecepatan Johan Cruyff yang harus dilanggar di kotak Penalti. Yang di eksekusi dengan tepat oleh Neeskens.

            Jerman yang juga di huni oleh pemain Bintang seperti Frans Beckenbauer yang jadi pemimpin pasukan, ditemani oleh sepp maier yang legendaris dan Gerd Muller sang pembunuh permainan.

Melalui skema yang sama, jerman mulai menemukan jalan untuk melawan, pemain mereka dilanggar dikotak penalti, Paul Breitner yang mendapat tugas menjadi eksekutor menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dan diakhir babak pertama perlawanan itu kembali menggigit, melalui sepakan Gerd Mueller yang mencetak gol ke 14 sepanjang keikutsertaanya di Piala Dunia.

Belanda kalah di final tapi jadi juara dihati para suporter. Dan terhitung sejak saat itulah, Belanda dikenal sebagai Juara tanpa mahkota, atau pabila diumpakan suatu produk. Belanda adalah Juara KW. Miris tapi begitulah adanya.

Di Piala Dunia 1978, Belanda memiliki kesempatan untuk menghapus image Juara tanpa mahkota menjadi juara yang sesungguhnya, tampil di Final untuk kedua kalinya secara beruntun. Apakah Mereka Berhasil ? nantikan di tulisan selanjutnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun