Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

World Post Day 9 Oktober: Refleksi Peringatan Hari Pos Sedunia

9 Oktober 2012   16:42 Diperbarui: 16 November 2022   10:53 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Beberapa menit yang lalu saya menerima kabar yang tampil melalui beranda saya di akun jejaring sosial. Di beranda tersebut tampil sebuah foto seperti yang ada dibawah ini. Yang menyebutkan bahwa hari ini adalah hari pos sedunia. Saya baru tahu. Dan  menurut saya informasi ini wajib untuk diteruskan lebih lanjut lagi.

Beberapa waktu yang lalu di kompasiana juga heboh dengan berbagai tulisan tentang eksistensi pos di indonesia. Bahkan kompasiana juga memperingatinya melalui freez dengan tema pos indonesia.

Berbicara tentang pos saat ini mungkin terasa agak membosankan dan kurang menarik. Alasannya karena kegiatan surat menyurat yang bersifat manual sudah digantikan oleh surat elektronik seperti sms, e-mail, dan sebagainya.

Sehingga kebiasaan berkirim surat sudah mulai dilupakan atau ditinggalkan. Karena biaya pengirimannya yang juga cukup mahal. Waktu pengiriman surat juga membutuhkan waktu yang panjang. Gara-gara factor itulah surat menyurat manual tergerus keeksistensiannya.

Namun… ternyata tak semuanya bisa dikirim melalui pesan elektronik seperti email. Buktinya hingga saat ini saya masih suka berkirim surat melalui pos dengan tujuannya biasanya alamat orang tua saya di kampung. Belum lama ini saja saya juga habis berkirim surat. Kira-kira hampir dua minggu yang lalu saya mengirimkan surat pada mama.

Kenapa saya harus tetap berkirim surat?

Pertama, karena alasan mama belum terlalu mahir memainkan computer. Maklum mama kan termasuk generasi terdahulu yang setelah dewasa dan mempunyai anak baru mengenal apa itu computer dan internet. Sehingga harap dimaklumi saja. Kalau pun dikirim pada siapa mama akan minta bantuan? Dikirim melalui email siapa? Mama kan tidak punya email. Mau nitip pada email teman mama? Janganlah.. Gak usah merepotkan orang..


"surat untuk mama"


Kedua, barang yang dikirim bersifat penting dan rahasia. Saat itu kebetulan saya mengirimkan beberapa lemba fotokopian surat-surat penting. Dikirim melalui email? Berarti kan harus di scan dulu.. Ahh rempong.. Karena alasan privasi itulah harus tetap dikirim melalui pos. Kalau melalui email berarti kan bisa kemungkinan diketahui orang banyak.

Ketiga, proses mudah dan aman. Pos bekerja sudah professional. Sudah berpengalaman. Saya percaya pos mengirimkan barang tepat waktu, barangnya aman dan sesuai dengan yang dikirimkan.

Oleh sebab itulah maka kegiatan surat menyurat masih bisa eksis sampai saat ini. Bagaimana pun untuk saat ini saya dan mungkin anda masih belum bisa meninggalkan kebiasaan berkirim surat melalui pos. Pos akan tetap eksis selagi masih ada yang mau berkirim surat seperti yang saya lakukan ini.

Beberapa menit lagi kita akan memasuki pergantian hari. Selamat hari pos sedunia.. :)

Baca juga,


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun