"Merasakan kenaturalan alam persawahan, damai di hati..."
Beberapa waktu yang lalu saya dan teman-teman berkunjung ke rumah salah seorang teman yang berada di kabupaten Wonogiri. Niatan awal kami kesana adalah untuk menghadiri rencana pernikahan salah seorang saudara teman. Kami yang suka jalan-jalan sambil berwisata sangat tertarik untuk itulah kami kesana.
Kami berangkat pagi dari Jogja. Ketika matahari sudah cukup tinggi dan cahayanya sudah mulai terasa panas. Rombongan lebih kurang sepuluh kepala. Dengan membawa tas masing-masing ala backpacker. Karena kami rencana akan menginap semalam disana. Keesokan harinya baru kembali pulang.
Sampai disana, hari telah petang. Hujan turun dengan cukup deras. Lama-lama hanya tinggal gerimis saja. Dan hawa dingin datang menyergap. Padahal kampung teman berada di area yang hijau penuh tumbuhan dan perbukitan. Sudah pasti udaranya sangat dingin. Brrrr… menggigil karena kedinginan..
Kemudian kami disambut dengan kehangatan dan keramahan anggota keluarga teman. Senyuman yang ikhlas dan rasa kekeluargaan yang terpancar membuat suasana dingin yang menyergap mejadi tak begitu terasa. Ruangan tengah dirumah itu menjadi hangat penuh tawa dan candaan. Kami sudah merasa berada di rumah sendiri.
Malam itu kami menginap disana. Yang cewek tidur bersama di dalam kamar sedangkan yang cowok tidur di lantai beralaskan tikar di ruang tengah. Tak masalah lah bagi anak cowok. Hal itu sudah biasa dan harap dimaklumi.. He he..
Pagi hari ketika udara belum terlalu terasa panas, kami diajak untuk main ke sawah. Hah?!! Main ke sawah? Main-main kok ke sawah? Gak salah? Kan kotor.. Kan becek.. Kan banyak lumpur.. Jalannya kan licin.. Ada pacet gak ya? Serius tuh mau main-main ke sawah? Mau liat apa c? Kayaknya gada yang special deh disana…
Hellooo!! Banyak bacot loh! Lama-lama gw tending juga loh.. Hahaha.. Santai aja jeng.. Kita kan ada di indonesia.. Kalo lu tinggal di luar negeri lu juga gak bakal nemuin yang kayak gini.. Bule aja doyan kok ama yang begituan.. Malah mereka harus rela untuk datang jauh-jauh kesini.. Lha, kita..?? Semuanya gratis.. Gak bayar.. Dan inilah kebanggan kita..
Dengan menuruni jalanan tanah merah. Banyak batu-batu kecil. Terkadang ada bagian jalan yang agak berlubang lalu terisi air hujan yang turun semalam. Di sisi jalan ada bukit-bukit di tumbuhi pepohonan rindang. Pepohonan yang rindang itu menghasilkan hawa sejuk di pagi hari. Cahaya matahari yang memancar di arah barat tidak terlalu terasa karena terhambat dahan dan pepohonan yang tinggi menjulang.
Menuruni jalan setapak di pinggir bukit yang cukup licin dan berlumpur. Penuh kehati-hatian ketika menginjakkan kaki. Jangan sampai tergelincir. Saling berpegangan tangan akan jadi sedikit lebih aman dan suasana persahatan akan terasa semakin akrab. Pegangan dan rangkulan tangan yang erat mencekeram seakan menyiratkan rasa saling percaya diantara kami. Bahwa teman tak akan membiarkan temannya tergelincir apalagi jatuh terhempas merasakan kesakitan.
Setelah itu kami meniti pematang sawah dengan hati-hati. Pematang sawah yang hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Jadi jangan berbalik arah. Tetap maju ke depan. Fokus dan jangan bercanda. Jika tidak, siap-siap tergelincir ke dalam sawah. Dan lihat ekspresi petani, tersenyum. Dalam hati mereka berkata “lebay banget ya anak-anak muda ini”, hahaha.. Dan orang-orangan sawah juga hanya mampu diam membisu dengan ekspresi datar seakan tak peduli dengan apa yang terjadi di hadapannya. Padahal jika orang-orangan sawah itu mampu bicara, hanya sorakan keras yang akan keluar dari mulutnya sambil tersenyum dan sindiran dalam hati melihat anak-anak muda yang tergopoh-gopoh di pematang sawah..
[caption id="attachment_253357" align="aligncenter" width="640" caption="sawah berjenjang, indah... (semua foto adalah dokumen pribadi)"]
Ayo kawan! Lihatlah persawahan itu. Susunannya begitu indah. Begitu alami dan bersahaja. Sawah-sawah yang belum di Tanami oleh petani itu jika diperhatikan dengan seksama akan membuat jiwa merasa tenang dan damai. Tak ada keangkuhan apalagi keegoisan yang terlihat disana. Rangkaian petak sawah yang indah. Pola berjenjangnya terlihat rapi dan teratur. Begitu natural!
[caption id="attachment_253362" align="aligncenter" width="640" caption="pantulan cahaya mentari indah terlukis diatas permukaan sawah"]
Endapan lumpur di dalam sawah sehabis dibajak, mengendap dengan kesabaran. Aliran air yang turun melalui bibir sawah jatuh ke sawah lainnya. Mereka saling berbagi satu sama lain. Semua teraliri air dengan baik dan tak ada yang tamak apalagi menimbun jatah air untuk petak sawah di bawahnya. Pantulan cahaya matahari yang terlukis di atas permukaan sawah menjadi pemandangan yang menarik. di sisi seberang sawah, terdapat air terjun yang mengaliri semua persawahan yang ada di lembah perbukitan penuh petak sawah itu..
[caption id="attachment_253367" align="aligncenter" width="590" caption="ada pelangi dimatamu.. :)"]
Di pinggir sawah berdiri gubuk sederhana tempat petani mengumpulkan semangat, cita dan asa. di gubuk yang sederhana itu, petani banyak mendapatkan inspirasi. di gubuk itu terpancar sisa-sisa kerja keras, kesungguhan, kesahajaan dari para petani. walau sederhana namun memberikan kenyamanan dan perlindungan yang ekstra untuk para petani. meneduhkan di siang hari dan melindungi ketika hujan turun membahasi bumi.
Akibat pantulan cahaya yang mengenai lensa kamera, gambar yang dihasilkan menjadi cukup unik. ada guratan bagai pelangi tergambar di foto yang ada diatas itu. ketika kita berdiri di bibir sawah, pandangan di depan ada rangkaian pepohonan tinggi di perbukitan. rindang dan menenangkan..
[caption id="attachment_253375" align="aligncenter" width="640" caption="benih padi yang siap untuk ditanam.."]
Petak kecil ditumbuhi oleh benih padi. hijau merona. bulir-bulir padi yang disemai petani sudah tumbuh dan kini siap untuk ditanami di lahan persawahan yang sudah digarap dan dipersiapkan. tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memindahkan benih-benih itu di persemaian menuju persawahan...
Setelah menikmati keindahan persawahan, kemudian kami melewati jalan di pinggir hutan kecil. hutan itu rindang juga. banyak pohon-pohon hijau dan semak-semak yang ada disana menjadikan pemandangan semakin indah dan sejuk..
Aliran air mengalir tenang. walau terlihat keruh, karena memang sudah bercampur dengan lumpur dari sawa yang sedang disiapkan oleh petani untuk ditanami padi. sehingga otomatis warna air menjadi berubah. jika tidak bercampur dengan lumpur pasti warna airnya lebih bersih...
[caption id="attachment_253380" align="aligncenter" width="590" caption="kebun warga.."]
Setelah membersihkan kaki di tepi aliran air irigasi sawah tadi, lalu kami melewati jalan kecil untuk kembali pulang menuju rumah teman. banyak kebun milik warga yang banyak ditanami oleh singkong, kacang panjang, jagung, sayur-mayur dan sebagainya.
[caption id="attachment_253382" align="aligncenter" width="332" caption="jantung hatimu.. hehehe :p"]
[caption id="attachment_253383" align="aligncenter" width="640" caption="pengen makan cempedak alias nangka.. hehe "]
Sebelum sampai di jalanan untuk kembali kerumah teman, kami lewati jalan setapak terlebih dahulu yang melintasi sisi bukit. di perjalanan kami menjumpai kebun buah milik warga. ada pohon pisang yang baru ada jantungnya. pisangnya masih belum muncul karena masih malu-malu tersembunyi dalam jantung itu. kata teman, "dikasih jantung minta pisang..", hehe..